Politisi Fretilin Timor Leste Menentang Penyelesaikan Naktuka dianggap Memberi Tanah Kepada Indonesia

Category: Internasional | Posted date: Jumat, 1-Mar-2024 18:44 | Updated date: 2024-03-01 18:53:11 | Posted by: Dodo Hawe



HELOTIMORLESTE.COM - Sengketa perbatasan Indonesia-Timor Leste di Naktuka menjadi prokotra di antara politisi dan masyarakat di Timor Leste.

Di satu sisi Pemerintah Timor Leste untuk segera menyelesaikan kasus sengketa perbatasan darat dengan pemerintah Indonesia, namun di sisi lain kelompok 'oposisi' dari Partai Fretilin itu dianggap sebagai 'pemberian hadiah'.

Seperti yang diungkapkan oleh politisi Fretilin yang juga Mantan Kepala Staf Angkatan Pertahanan Timor Timur, Jenderal Lere Anan Timur.

Baca juga: Menungu Penyelesaikan Naktuka, Menunggu Pemerintahan Baru Indonesia

Jenderal Lere menentang upaya penyelesaian sengketa tanah antara Timor-Leste dan Indonesia di Naktuka itu.

Masyarakat Timor Leste menilai Naktuka masu Desa Beneufe, sub-wilayah Nitibe, Daerah Administratif Khusus Oecusse Ambeno (RAEOA).

Dan keputusan penyelesaian tersebut dinilai oleh Jenderal Lere adalah sama halnya menyerahkan tanah tersebut kepada Indonesia.

Banyak intelektual dan generasi muda yang mempertanyakan keputusan Perdana Menteri, Xanana Gusmão yang sama halnya menyerahkan tanah tersebut ke Indonesia.

Baca juga: Persoalan Perbatasan Darat Timor Leste- Indonesia di Naktuka Masih Masuk Daftar Segmen Belum Terselesaikan

Jenderal Lere Anan Timur tidak percaya, jika Xanana Gusmão dinilai akan menyerahkan tanah tersebut, dan menurutnya situasinya semakin buruk.

Ia yakin situasinya tidak stabil dan Timor Leste tidak akan menyerahkan tanah tersebut kepada Indonesia.

Jeneral Lere meyakini Xanana harus mengembalikan tanah tersebut ke Timor Leste.

Baca juga: Kasus Perbatasan Naktuka Timor-Leste dan Indonesia, 76 Patok yang Didirikan Belanda dan Portugal Telah Hilang

Lebih lanjut Lere Anan Timur mengatakan pernyataan dan penjelasan Xanana hanya untuk rekonsiliasi dan stabilitas perbatasan antara Timor Leste dan Indonesia.

Namun kedua belah pihak memiliki posisi yang berlawanan dan sulit mencapai kesepakatan.

Lere menegaskan bahwa pernyataan dan klarifikasi Maun Xanana adalah tentang keinginannya untuk melakukan rekonsiliasi dan stabilitas di wilayah perbatasan.

Baca juga: Mencari Penyelesaian Sengketa Daratan Antar Negara di Naktuka Timor Leste dan Indonesia Bagaimana Solusinya

Karena di kedua sisi perbatasan terdapat masyarakat Timor yang perlu hidup damai dan bisa mengolah sawahnya.

"Meskipun Oekusioan dan mereka yang berasal dari Oekusioan telah membuka lahan di pihak Indonesia, namun mereka tidak dapat membuka lahan di pihak Timor. Tanah ini milik Timor dan ini adalah sesuatu yang perlu dipahami masyarakat," ungkap Lese seperti dilansir timorpost.com. **