Helo Timor Leste

Kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste Dibayangi Dugaan Pelecehan Uskup Belo

Rabu, 28 Aug 2024 15:48
    Bagikan  
Carlos Ximenes Belo
Istimewa

Carlos Ximenes Belo - Carlos Ximenes Belo ada dugaan pelecehan

HeloTimorLeste- Kunjungan Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik, ke Timor Leste pada September 2024 akan berlangsung di tengah isu pelecehan seksual yang melibatkan Uskup Carlos Ximenes Belo. Belo, yang merupakan pemenang Nobel Perdamaian dan pahlawan kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia, telah diakui oleh Vatikan melakukan pelecehan seksual terhadap bocah laki-laki di Timor Leste pada tahun 2022.

Menjelang kedatangan Paus, pemerintah setempat dan Vatikan belum memberikan pernyataan mengenai rencana pertemuan Paus dengan korban pelecehan Belo. Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang terbuka terhadap kritik dalam menghadapi kasus pelecehan yang melibatkan Gereja Katolik di berbagai negara, bahkan ia meminta agar para pelaku tindakan pelecehan bertanggung jawab.

Seorang jurnalis Belanda, Tjiyske Lingsma, yang mengungkap kasus pelecehan Uskup Belo, menegaskan pentingnya bagi Paus untuk membahas isu ini selama kunjungannya ke Timor Leste. Ia berharap meskipun tidak ada tekanan dari pemerintah setempat, Paus diharapkan dapat menunjukkan sikap terkait kasus Belo maupun kasus-kasus lain yang melibatkan imam.

Saat ini, Gereja Katolik memegang peranan penting di Timor Leste, dengan sensus terakhir menunjukkan bahwa 98 persen penduduknya adalah pemeluk Katolik. "Saya pikir ini waktunya bagi Paus berbicara beberapa kata kepada korban serta meminta maaf," kata Lingsma seperti dikutip dari Associated Press.

Menanggapi dugaan pelecehan seksual Uskup Belo, Paus Fransiskus hanya memberikan komentar singkat saat diwawancarai oleh Associated Press pada 2022. "Ketika hal itu terungkap tentang Uskup Timor Leste, saya berkata biarkan saja terbuka. Saya tidak akan menutupinya. Ini adalah keputusan yang dibuat 25 tahun lalu ketika kesadaran seperti ini belum ada," ungkap Paus.

Vatikan menegaskan bahwa Uskup Belo telah mendapatkan sanksi secara rahasia pada tahun 2020, dengan juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, menjelaskan bahwa negara tersebut sudah menyadari kasus ini sejak 2019. Sanksi yang diberikan kepada Belo mencakup langkah disiplin, termasuk pembatasan gerak dan larangan sukarela untuk berinteraksi dengan anak-anak.

Belo mengundurkan diri dari jabatan kepala Gereja Katolik Timor Timur pada tahun 2002, dengan alasan kesehatan. Setelah meninggalkan Timor Leste, ia ditugaskan ke Mozambik sebagai misionaris untuk mengajar Katolik, dan kini tinggal di Portugal.

Sementara itu, terkait kunjungan Paus dan harapan adanya pembahasan mengenai Uskup Belo, pandangan warga Timor Leste bervariasi, dengan beberapa dari mereka memandang kasus yang menimpa Belo sebagai rumor belaka.***