Helo Timor Leste

Paulo Gali Freitas Sosok Pemain Termuda di Liga 1 Indonesia, dari PSIS Semarang

Dodo Hawe - Olahraga -> Sepakbola
Kamis, 27 Jul 2023 15:15
    Bagikan  
TERMUDA
instagram @psisofficial

TERMUDA - Pemain asal Timor Leste yang bergabung dengan PSIS Semarang salah satu pemain termuda pada Liga 1 Indonesia 2023/2024

HELOTIMORLESTE.COM - Paulo Domingos Gali da Costa Freitas alias Gali Freitas salah satu pemain starter baru PSIS Semarang yang memiliki karir cemerlang hingga laga keempat kemarin.

Gali Freitas merupakan mantan pemain Karketu Dili FC yang kini bergabung dengan PSIS Semarang untuk mengarungi Liga 1 2023/2024 Indonesia.

Sesuai regulasi Liga 1 Indonesia, Gali Freitas sendiri merupakan sosok pemain Asing untuk negara ASEAN dengan usia yang relatif muda.

Di antara deretan pemain Liga 1 Indonesia, Gali Freitas merupakan salah satu pemain termuda yang lahir di Kota Dili, Timor Leste, 31 Desember 2004.

Baca juga: Dapat Pujian Dari CEO PSIS Semarang Performa Gali Freitas Semakin Bagus, Kini Mulai Dilirik Klub Lain

Gali selain menjadi pemain PSIS Semarang juga tercatat sebagai pemain Timnas Timor Leste, yang menjadi andalan tim.

Bahkan pada kejuaraan rema piala AFF U-16, Gali Freitas tercatat sebagai pencetak gol terbanyak saat itu.

Bahkan ketika bersama PSIS Semarang Gali Freitas juga memiliki prestasi yang cukup menggembirakan.

Hingga pekan keempat laga PSIS Semarang di Liga 1 2023/2024, Gali sudah mencatat 2 gol dan dua assist.

Merupakan awal yang baik dari penampilan pria asal Timor Leste ini, meskipun sebelumnya dia hanya sebagai pemain yang duduk di bangku cadangan.

Baca juga: Pemain Timor Leste Paulo Gali Freitas Selalu Bersinar Dalam Setiap Petandingan Bersama PSIS Semarang

Paulo Gali Freitas mengawali karir sepakbolanya sejak bermain di Youth Center FFTL pada tahun 2011 lalu.

Pelajar SMA Katolik Kota Dili, Timor Leste ini, sejak tampil Youth Center FFTL ia mengaku selalu ingin menunjukkan yang terbaik di kompetisi internasional.

Selain itu Gali Freitas juga bermain sepakbola bersama sejumlah klub di Timor Leste seperti AD SLB Laulara, Lalenok United FC pada beberapa tahun terakhir ini.

Penampilan Gali diajang kompetisi profesional di negaranya, Liga Timorense Gali Freitas menjadi andalan tim Karketu Dili FC.

Bersama tim sepakbola papan atas Timor Leste, Karketu Dili FC, Gali Freitas membawa klubnya juara Liga Timorense 2022/2023.

Atas lolosnya dia sebagai pemain utama PSIS Semarang, Freitas mengaku bangga hingga ia bisa bermain di Liga Indonesia selama kompetisi berlangsung nanti.

Baca juga: PSIS Semarang Disebut 10 Besar Klub Termahal, Kini Bersaing dengan Persis Solo

"Sangat bangga orang Timor datang ke sini dan akan membawa nama Timor Letse untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Timor juga bisa menunjukkan bakat dan bersaing dengan pemain lain," kata Gali kepada kantor berita tatoli, Senin (5/6/2023).

Dikatakan Gali, jika kontrak yang ia tandatangani dengan durasi jangka panjang (satu musim kompetisi), sehingga akan menjadi upaya yang kuat untuk menunjukkan kinerja yang baik dengan mengangkat nama Timor Leste.

Baca juga: Begini Komentar Gali Freitas, Terkait Laga Perdananya Bersama PSIS Semarang

Pengalaman buruk
Menjadi seorang bintang, tantangan apa saja yang dihadapinya baik suka maupun duka harus ditempung dengan perjuangan yang keras.

Untuk memenangkan tantangan baru itu, Paulo Gali Freitas yang berusia 18 tahun ini menghadapi tantangan baru dalam hidup, terkait tangal kelahiranya.

Alasannya, dia merasa dianiaya oleh banyak negara dan beberapa orang Timor hingga menuduhnya memalsukan usianya di Federasi Sepak Bola Asia (AFF) U-15 baru-baru ini di Thailand.

Baca juga: Gali Freitas Dipasang Saat PSIS Semarang Menghadapi Phnom Penh Crown, Berakhir Sama Kuat

Namun pria muda yang lahir 31 Desember 2004 ini, tidak ada rasa takut akan kritikan, namun ia disambut dengan senyum dan ketenangan menghadapi tekanan itu.,

Gali menjadi pusat perhatian karena dia adalah seorang pemain sepakbola muda berbakat dengan menunjukkan kemampuannya dalam kompetisi di laga AFF.

Meskipun melalui tes medis di AFF dan Pusat Kesehatan AFC tidak menunjukkan fakta bahwa dia salah, itu tetap menjadi beban dan melihat dosa jika ia tidak dilahirkan di tahun 2004.**