Helo Timor Leste

Meletakkan Catatan di Kuburan, Seorang Wanita Dihukum di Rusia, Kebebasan Makin Sempit

Sabtu, 13 May 2023 22:47
    Bagikan  
Irina Tsybaneva
Novaya Gazeta Europe,

Irina Tsybaneva - Irina Tsybaneva

HELOTIMORLESTE.COM

Internasional - Seorang wanita dihukum masa percobaan dua tahun oleh pengadilan Rusia. Pasalnya ia dinyatakan bersalah karena menodai makam orang tua Presiden Rusia Vladimir Putin dengan catatan yang menghina.

Irina Tsybaneva adalah pensiunan berusia 60 tahun asal St Petersburg, meninggalkan sebuah catatan di makam orang tua Putin, Vladimir Spiridonovich Putin dan Maria Ivanovna Shelomova.

Baca juga: 4 Perempuan Bersaudara dari Inggris Semuanya Hamil pada Saat yang Sama

Catatan itu diletakkan Tsybaneva di kuburan yang dijaga tepat pada malam ulang tahun Putin pada bulan Oktober lalu, catatan tersebut berbunyi.

"Orang tua dari seorang maniak, bawa dia ke tempatmu. Dia menyebabkan begitu banyak rasa sakit dan masalah. Seluruh dunia berdoa untuk kematiannya. Kematian untuk Putin. Anda membesarkan monster dan pembunuh," bunyi catatan tersebut.

Baca juga: Pemerintah Maleysia Uji Indomie yang Disebut Taiwan Biang Kanker, Ini Hasilnya

Baca juga: 9 Benefisiu Saude Boot Liu Husi Hemu Kafe

Tsybaneva dalam sidang hari Kamis lalu mengaku bersalah meninggalkan catatan itu, namun menurutnya tindakannya tidak dimotivasi oleh kebencian politik, melainkan kesedihan setelah menonton berita tentang perang Rusia dengan Ukraina.

"Setelah melihat berita itu, saya diliputi rasa takut, saya merasa sangat tidak enak badan," kata Tsybaneva di pengadilan

"Ketakutan itu begitu kuat sehingga saya tidak bisa mengatasinya, dan ini mungkin salah saya. Saya hampir tidak ingat menulisnya [catatan], saya tidak ingat teks itu sendiri," ujarnya, seperti dikutip dari Novaya Gazeta Europe, Sabtu (13/5/2023).

Baca juga: Pemerintah Maleysia Uji Indomie yang Disebut Taiwan Biang Kanker, Ini Hasilnya

"Saya menyadari bahwa saya menyerah pada emosi saya dan melakukan tindakan yang tidak rasional. Saya menyesal bahwa tindakan saya dapat menyinggung atau memengaruhi seseorang."

Tsybaneva juga mengatakan dia tidak yakin catatan itu akan terlihat atau menarik perhatian karena digulung dalam tabung kecil dan ditempatkan agak jauh dari kuburan

Jaksa penuntut telah meminta hukuman percobaan tiga tahun untuk Tsybaneva. Namun pengacaranya mengatakan Tsybaneva tidak menodai kuburan secara fisik atau mencari publisitas atas tindakannya.

Tsybaneva, yang awalnya ditempatkan di bawah tahanan rumah dan dilarang online serta dilarang mengunjungi Pemakaman Serafimovskoe di St Petersburg.

Pengacara mengatakan tidak berencana untuk mengajukan banding atas putusan tersebut. Kasus Tsybaneva adalah yang terbaru, dan semakin banyak kasus di mana warga Rusia dinilai melanggar undang-undang sensor negara yang keras.

Kremlin merubah besar-besaran pada undang- undang sensor tak lama setelah pemerintah mengirimkan puluhan ribu tentara menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Vyacheslav Volodin, seorang menteri senior pemerintah, mengatakan dia memperkuat undang-undang untuk menjamin keamanan negara dan warga negara.

Menurut undang-undang itu, mendiskreditkan tentara dapat dihukum hingga lima tahun penjara, sementara menyebarkan informasi palsu bisa dihukum penjara 15 tahun.***