Helo Timor Leste

Covid-19 Varian Eris Masuk Indonesia Sub Varian EG.5 Omicron

Satwika Rumeksa - Internasional
Jumat, 11 Aug 2023 14:13
    Bagikan  
Gejala Eris
Istimewa

Gejala Eris - Gejala Covid-19 varian Eris sama dengan varian sebelumnya

HELOTIMORLESTE.COM - Kita sebaiknya waspada karena kasus Covid-19 mulai merebak. Meledak di Amerika Serikat Eis varian baru Covid-19 sudah masuk Indonesia.

Budi lantas meminta masyarakat tenang dan tak perlu khawatir terkait virus corona varian baru tersebut.

Apa itu varian Eris?

Sekitar 18 persen dari kasus COVID-19 baru-baru ini di masyarakat Singapura berasal dari subvarian EG.5 Omicron yang baru.

Kementerian Kesehatan (MOH) mengatakan pada Selasa (8 Agustus) bahwa jumlah kasus COVID-19 yang dirawat di rumah sakit atau unit perawatan intensif tetap stabil.

Baca juga: Kepala Remaja Putri Dilindas Pakai Motor di Sukabumi, Pelaku Pacar Korban Bersama 7 Temannya

Sub-varian EG.5 pertama kali diidentifikasi di Singapura dalam sebuah kasus pada 5 Mei.

Menurut The Straits Times, Depkes merujuk pada informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwa bukti yang tersedia saat ini tidak menunjukkan bahwa subvarian EG.5 telah menyebabkan peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan, penyakit parah atau kematian, dibandingkan dengan strain lain yang saat ini beredar.

Populer disebut sebagai "Eris" oleh pengguna internet, sub-varian EG.5 Omicron telah mengambil alih sebagai jenis utama COVID-19 di Amerika Serikat, seperti yang dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Depkes mengatakan sedang memantau situasi lokal dengan cermat.

Varian EG.5 bertransisi menjadi 'varian menarik' di tengah meningkatnya kasus.

Baca juga: Video Lisa BLACKPINK Berkecan dengan Frédéric Arnault, CEO Jam Tangan Taq HEUER

Menurut Depkes, sub-varian ini awalnya terdeteksi di negara asing pada bulan Februari dan sejak itu telah diidentifikasi di lebih dari 51 negara.

WHO menaikkan EG.5 dari "varian yang dipantau" menjadi status "varian yang diminati" yang lebih signifikan pada hari Rabu.

Perubahan ini didorong oleh peningkatan prevalensinya yang konsisten dan menonjol di seluruh dunia.

Khususnya, jumlah kasus EG.5 yang dilaporkan hampir dua kali lipat dari pertengahan Juni hingga pertengahan Juli, sebagaimana dinyatakan dalam laporan situasi WHO tertanggal 3 Agustus.**