Helo Timor Leste

Pasukan India Siaga di Perbatasan Bangladesh, India Dikabarkan Tolak Suaka Hasina

Satwika Rumeksa - Internasional
Rabu, 7 Aug 2024 09:45
    Bagikan  
Rusuh
Getty

Rusuh - Kerusahan ada di mana-mana di Bangladesh, satu WNI meninggal

HELOINDONESIA.COM - Menteri Luar Negeri India mengatakan, negaranya yang berbagi perbatasan darat yang panjang dengan Bangladesh, telah menempatkan pasukan perbatasannya dalam siaga tinggi, menyusul runtuhnya pemerintahan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina.

Ia juga memastikan bahwa mantan perdana menteri Hasina berada di ibu kota India, setelah meninggalkan negara itu hari Senin (5/8), akibat protes luas berminggu-minggu yang dipimpin oleh mahasiswa.

“Dalam waktu amat singkat, Sheikh Hasina meminta persetujuan untuk datang ke India. Secara bersamaan kami menerima permintaan izin penerbangan dari pihak berwenang Bangladesh. Ia tiba kemarin malam di Delhi," kata Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar kepada parlemen pada hari Selasa."

Hasina adalah salah satu sekutu terdekat India di Asia Selatan dan jatuhnya pemerintahannya secara dramatis di Bangladesh merupakan tantangan bagi New Delhi. India mejalin hubungan kuat dengan Bangladesh selama 15 tahun masa jabatannya. Hasina mengundurkan diri setelah banyak orang tewas dalam tindak kekerasan terhadap pemberontakan yang dipimpin mahasiswa, yang meletus bulan lalu.

Jaishankar mengatakan, India berhubungan dengan tentara di Bangladesh yang mengambil alih kendali setelah pengunduran diri Hasina.

Kabar terbaru, India disebut menolak suaka mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina usai mundur dan kabur saat kerusuhan mematikan terjadi di negara itu.

Baca juga: Olimpiade Paris 2024: Pesenam Filipina Carlos Yulo Raih 2 Medali Emas, Raih S$433.000 dan Kondominium 3 Kamar Tidur

Hasina kini kemungkinan akan menuju ke Eropa, karena sulit baginya mendapatkan suaka di India.

Rencana mantan PM Bangladesh Sheikh Hasina untuk melakukan perjalanan ke London telah menemui hambatan dan dia tidak mungkin pindah dari India selama beberapa hari ke depan.

Muhammad Yunus , seorang peraih Nobel Perdamaian dan ekonom, telah dipilih untuk memimpin pemerintahan sementara di Bangladesh pada Selasa malam, sehari setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan meninggalkan negara itu menyusul tindakan keras yang disertai kekerasan terhadap pemberontakan yang dipimpin mahasiswa.

Pemimpin BNP dan mantan perdana menteri Khaleda Zia , setelah dibebaskan dari penjara, menyatakan keprihatinannya atas kekerasan nasional, vandalisme dan penjarahan sumber daya negara di tengah pemberontakan mahasiswa, Dhaka Tribune melaporkan.

Reaksi Khaleda Zia muncul bahkan ketika laporan mengklaim bahwa sedikitnya 24 orang, termasuk seorang warga negara Indonesia, dibakar hidup-hidup oleh massa di Bangladesh di sebuah hotel berbintang milik seorang pemimpin partai Liga Awami setelah pemimpinnya Sheikh Hasina mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan melarikan diri dari negara itu.

Para korban, sebagian besar penghuni asrama, dibakar hidup-hidup pada Senin malam ketika massa membakar Hotel Internasional Zabir milik sekretaris jenderal Liga Awami distrik Shahin Chakkladar di distrik Joshor, kantor berita PTI melaporkan.

Dalam kerusuha ini tercatat satu WNI menjadi korban dan meninggal dunia.

Hasina mundur dan kabur usai Bangladesh bergejolak usai kerusuhan terjadi di Dhaka dan sejumlah wilayah lain sejak pekan lalu. Imbas kerusuhan ini ratusan orang meninggal.

India memiliki perbatasan yang rawan dengan Bangladesh, sepanjang lebih dari 4.000 kilometer, tempat bagi kelompok pemberontak yang dulunya aktif. Namun, pada masa Hasina, perbatasan relatif tenang karena kelompok-kelompok itu tidak diizinkan mencari perlindungan di Bangladesh.

Menteri India juga menyatakan keprihatinannya mengenai status minoritas di Bangladesh, negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.**