HELOTIMORLESTE.COM - Janger merupakan salah satu dari delapan intangible heritage di Ijen UGGp. Seni pertunjukan tradisional ini membawakan lakon Damarwulan atau Minak Jinggo dalam setiap pertunjukannya.
Kesenian ini merupakan salah satu contoh budaya hibrida yang memadukan unsur Jawa, Osing dan Bali sehingga menghasilkan Janger seperti saat ini.
Unsur-unsur pertunjukan gaya Bali terlihat pada gerak, kostum dan alat musiknya. Sementara itu, unsur Jawa terlihat pada dialognya yang menggunakan bahasa Jawa serta menggunakan tembang-tembang Jawa.
Baca juga: PDI-P dan Demokrat Bermesraan di Pelataran Senayan, Ini Isi Pembicraan Puan Maharani dan AHY
Bentuk panggung menyerupai panggung wayang wong atau ketoprak. Lawakan atau dagelan dalam pertunjukan Janger biasanya menggunakan bahasa Osing.
Seni pertunjukan Janger biasa dipentaskan pada acara pernikahan, khitanan ataupun pada acara acara lainnya. Grup-grup Janger tersebar merata di seluruh wilayah Banyuwangi.
Baca juga: Timor Leste Kehilangan Wanita Terbaiknya, PM Taur Matan Ruak dan Rakyat Bumi Lorosae Berduka
Saking populernya, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) pertama pada tahun 2011 mengangkat Janger (Damarwulan) sebagai tema besar bersama dengan kandrung dan kundaran.
Sementara itu, pada tahun 2018, Janger Banyuwangi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional pada kategori seni pertunjukan. ***