Helo Timor Leste

Kolesterol Jenis Ini Dibutuhkan oleh Bayi Agar Sel Sel Sehat

Ugu - Ragam
Sabtu, 1 Jun 2024 09:20
    Bagikan  
Kolesterol ASI
Freepik

Kolesterol ASI - Kolesterol ASI bermanfaat untuk bayi

Helotimorleste- Prof.Dr.drg. Sandra Fikawati, MPH, pakar gizi kesehatan masyarakat ternama dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, menyatakan, tingginya kadar kolesterol dalam ASI (ASI) sebenarnya berfungsi untuk melindungi bayi dari risiko terkena penyakit degeneratif.

“Jika ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama, maka dampaknya tidak hanya terbatas pada 6 bulan tersebut saja, namun dapat terus berdampak pada anak bahkan hingga dewasa,” kata Fikawati usai acara peluncuran ayam probiotik segar.produk di Jakarta pada hari Kamis, 30 Mei 2024.

Baca juga: Geger Emas Logo LM Antam Terbongkar! 109 Ton Emas Palsu Beredar di Pasaran

Tanpa menyusui, tubuh anak selama 6 bulan pertama kehidupannya tidak akan pernah mengembangkan resistensi yang diperlukan terhadap kolesterol. Akibatnya, mereka tetap rentan terhadap masalah terkait kolesterol bahkan seiring bertambahnya usia.

“Bukan hanya soal tumbuh kembang anak, setelah 6 bulan pertama berlalu, anak tidak sama dengan anak lainnya. Kemampuannya akan berbeda,” jelas Fikawati.

Baca juga: Manfaat Minyak Ikan bagi Kulit dan Mengatasi Jerawat

ASI diketahui mengandung kadar kolesterol lebih tinggi dibandingkan susu sapi biasa atau bahkan susu formula. Susu formula terbuat dari susu sapi untuk memberikan nutrisi pada bayi di bawah 1 tahun.

Tubuh memang membutuhkan kolesterol untuk membangun sel-sel sehat, namun kadar kolesterol yang terlalu tinggi di atas 200 mg/dL dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Baca juga: 30 Menit Setelah Minum, Kadar Alkohol Dalam Darah Turun 50%, Batal Mabuk dan Sehat Guys

Jika anak sudah terlanjur melewatkan masa pemberian ASI eksklusif, Fikawati menyarankan agar para ibu memantau dengan ketat indeks massa tubuh (BMI) anaknya, dan memastikan tidak melebihi 25, agar anak tidak tergolong obesitas.

Dia memberikan panduan dalam menghitung BMI - membagi berat badan seseorang dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam meter (bukan sentimeter).

“Misalnya berat badan saya 55 kg dan tinggi badan 1,54 m, maka hasilnya tidak boleh di atas 25. Yang lebih dari 25 dianggap obesitas,” kata Fikawati.