Helo Timor Leste

Pratama Arhan Diselingkuhi Azizah Salsha, Begini Kata Psikolog dan Perasaan Pria yang Juga Korban

Ugu - Ragam
Kamis, 22 Aug 2024 16:41
    Bagikan  
Azizah Salsha,
Instagram

Azizah Salsha, - Kue anniversary

HeloTimorLeste- Publik dihebohkan atas dugaan perselingkuhan istri Pratama Arhan, Azizah Salsha dengan Salim Nauderer, sejak Selasa (20/8/2024)

Kabar awalnya berhembus dari unggahan Rachel Vennya yang baru saja putus dari Salim Naudererdan, lantas isu adanya orang ketiga beredar viral.

Terkait perselingkuhan, bahwa pernikahan tidak selamanya berjalan lancar, karena setiap pasangan akan menemui tantangan dan ujian dalam hubungan mereka. Salah satu masalah yang paling ditakuti adalah kehadiran orang ketiga atau perselingkuhan.

Baca juga: Tujuan Kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste dan Negara Tetangga

A. Kasandra Putranto, seorang psikolog dari Universitas Indonesia, menekankan bahwa perselingkuhan dapat menyebabkan trauma mendalam bagi korban. “Perselingkuhan dapat menyebabkan trauma yang berpotensi memenuhi kriteria gangguan stres pascatrauma (PTSD),” ujarnya, sebagaimana dilaporkan oleh Antara.

Kasandra melanjutkan bahwa berbagai masalah emosional dapat muncul sebagai reaksi terhadap perselingkuhan. Diantara dampak tersebut adalah pikir yang berkeliaran, gangguan makan dan tidur, suasana hati yang tidak stabil, masalah kesehatan, hingga depresi.

Berdasarkan pengalamannya, banyak terapis dan psikolog mulai menggunakan istilah Gangguan Stres Pasca Perselingkuhan untuk menggambarkan kondisi mental yang dialami oleh korban. “Korban perselingkuhan sering kali mengalami perasaan menyalahkan diri sendiri dan merasa rendah diri,” tambahnya.

Baca juga: Dokter Mengatakan Dua Jenis Makanan Ini Bisa Memicu Epidemi Kanker Pada Orang Muda

undefined

Selain itu, Kasandra juga mencatat bahwa perselingkuhan dapat berdampak negatif pada anak-anak. Anak-anak yang orang tuanya berselingkuh bisa mengalami tekanan yang besar, hingga stres atau depresi. Perasaan tertekan ini dapat membuat anak lebih pendiam, sulit bersosialisasi, dan prestasi akademik bisa menurun. Di sisi lain, anak juga bisa menjadi sosok yang memberontak.

Menurut penjelasan Kasandra, anak yang sedang mengalami tekanan emosional seperti depresi dapat terpengaruh ke dalam pergaulan yang negatif dan mulai membenci salah satu atau kedua orang tua mereka.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya menjaga komitmen dalam hubungan agar perselingkuhan tidak terjadi. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah perselingkuhan, menurut Kasandra, antara lain adalah menciptakan komunikasi yang transparan dan harmonis, serta saling memahami satu sama lain.

Selanjutnya, penting untuk membangun kekuatan dan ketahanan diri dengan dasar konsep diri dan rasa percaya diri yang kuat. “Keadaan ini akan mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab, serta terhindar dari pengaruh negatif pihak lain,” pungkasnya.

Tidak kalah penting, Kasandra mengingatkan untuk mengembangkan hubungan sosial yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga.

Senada dengan Kasandra, sebut saja Bang Aldi, ia menceritakan bagaimana rasanya diselingkuhi oleh istrinya, "Rasanya seperti dunia runtuh di hadapanku," katanya kepada awak media, Kamis, 22 Agustus 2024.

Pada awalnya, mungkin ada perasaan tidak percaya. "Aku tidak bisa mempercayai apa yang aku dengar. Bagaimana mungkin dia melakukan ini padaku?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Perasaan ini sering diikuti oleh kemarahan yang membara. "Aku merasa marah, bukan hanya padanya, tapi juga pada diriku sendiri karena tidak melihat tanda-tandanya."

Rasa sakit yang mendalam juga tidak bisa dihindari. "Hatiku terasa seperti ditusuk ribuan pisau. Setiap kali aku mengingatnya, rasa sakit itu kembali menghantamku." Kesedihan ini sering kali disertai dengan perasaan kehilangan. "Aku merasa kehilangan bukan hanya istri, tapi juga sahabat dan partner hidupku."

Namun, di balik semua itu, ada juga perasaan malu dan rendah diri. "Aku merasa gagal sebagai suami. Apa yang salah denganku sehingga dia mencari orang lain?" Pertanyaan-pertanyaan ini terus menghantui pikirannya, membuatnya merasa tidak berharga.

Pada akhirnya, proses penyembuhan memerlukan waktu dan dukungan. "Aku belajar untuk menerima kenyataan dan mulai membangun kembali hidupku. Meskipun sulit, aku tahu bahwa aku harus melanjutkan hidup dengan normal." pungkasnya.***