Helo Timor Leste

Dassault Rafale: Jet Tempur Prancis yang Mampu Kalahkan Pesawat Siluman F-22 Raptor

Satwika Rumeksa - Teknologi
Sabtu, 30 Mar 2024 20:25
    Bagikan  
Laris
Istimewa

Laris - Jet tempur Rafale merupakan jet tempur laris mampu mengalahkan F-22 Raptor

HELOTIMORLESTE.COM - Dassault Rafale adalah pesawat tempur multiperan Perancis yang telah beroperasi sejak tahun 2001. Pesawat ini diproduksi oleh Dassault Aviation dan dianggap sebagai salah satu jet tempur paling canggih dan serbaguna di dunia.

Karena itu, Rafale menjadi salah satu pesawat tempur yang paling banyak ditemukan di dunia. Ada banyak pesanan ekspor burung tersebut dari berbagai negara—termasuk Mesir, India, Qatar, dan beberapa angkatan udara lainnya.

Dassault Rafale mulai beroperasi pada tahun 2001. Ada sekitar 234 Rafale di armada udara Perancis. Pada tahun lalu, Prancis memesan tambahan 42 unit dari Dassault.

“Rafale” berarti “semburan api,” yang merupakan nama yang cocok untuk sebuah pesawat perang yang mengklaim telah menembak jatuh pesawat perang generasi kelima paling canggih Amerika, F-22A Raptor, dalam permainan perang baru-baru ini.

Tentu saja, pihak Amerika awalnya skeptis terhadap klaim pilot Prancis tersebut.

Baca juga: Survei Geofisika Sudah Terlaksana, Menyusul Survei Geoteknik di Ladang Gas Lepas Pantai Timor Leste

Lagi pula, selama permainan tersebut, F-22 tampil cemerlang. Ia mengalahkan enam Rafale dan terlibat lima lainnya dalam pertempuran sebelum salah satu Rafale mendorong burungnya ke 9G untuk mengejar F-22 dan menembakkan rudal inframerah yang berhasil mengunci F-22 dan menjatuhkannya dalam permainan perang.

Namun, seperti yang dikatakan pihak Amerika, ini bukanlah fungsi normal dari Rafale. Meski begitu, Rafale tetap menjadi senjata yang menarik bagi banyak negara lain yang mungkin dilarang membeli F-35.

Pesawat tempur ini benar-benar pekerja keras, dan telah memberi Prancis keunggulan kompetitif dalam penjualan senjata secara global.

Rafale dapat melakukan berbagai misi, termasuk superioritas udara, serangan darat, pengintaian, dan pencegahan nuklir. Pesawat ini dilengkapi dengan berbagai sistem persenjataan, termasuk rudal, bom, dan meriam 30mm, menjadikannya pesawat yang sangat efektif dan mematikan.

Rafale ditenagai oleh dua mesin turbofan Snecma M88, yang memberikan kecepatan tertinggi Mach 1,8 dan jangkauan lebih dari 3.700 kilometer. Ia juga memiliki sistem avionik canggih, termasuk sistem radar yang dapat melacak beberapa target secara bersamaan dan sistem kontrol digital fly-by-wire yang memungkinkan kemampuan manuver yang presisi.

Salah satu fitur utama Rafale adalah kemampuannya untuk beroperasi baik dari pangkalan darat maupun kapal induk, menjadikannya pesawat serbaguna yang dapat digunakan di berbagai lingkungan operasional. Negara ini telah terlibat dalam beberapa konflik, termasuk Perang Saudara Libya, dimana negara ini memainkan peran penting dalam menegakkan zona larangan terbang.

Baca juga: Siapkan Berlatih Satu Bulan, Sousa United Siap Hadapi Kompetisi Xanana Cup 2024 Timor Leste

Sebagai pesawat perang generasi keempat, seharusnya tidak mampu bersaing sama sekali dengan F-35 Lightning II generasi kelima Amerika. Namun, di Timur Tengah, Rafale mampu melakukan hal tersebut. Ada berbagai alasan untuk hal ini. Salah satu alasannya adalah karena F-35 adalah pesawat perang yang sangat canggih, sehingga sekutu Amerika—dalam hal ini Israel—dapat menentukan di mana pesawat tempur tersebut dijual.

Israel menentang Amerika Serikat menjual F-35 ke negara-negara tertentu di Timur Tengah, seperti Uni Emirat Arab, yang dapat menggunakan pesawat tersebut untuk mengancam keamanan Israel (dan dominasi militernya).

Karena Amerika Serikat memiliki kemitraan strategis khusus dengan Israel, Washington menghormati keinginan Israel untuk tidak menjual F-35 ke negara-negara tertentu di Timur Tengah.**