Helo Timor Leste

Titanium Palsu Tiongkok Dijual ke Boeing dan Airbus untuk Membuat Pesawat? FAA Menyelidikinya

Satwika Rumeksa - Teknologi
Sabtu, 15 Jun 2024 19:59
    Bagikan  
Airbus
Singapore Airshow

Airbus - Airbus unjuk gigi sementara Boeing tiarap

HELOTIMORLESTE.COM - Federal Aviation Administration (FAA) telah meluncurkan penyelidikan mengenai bagaimana titanium, disertai dengan catatan yang berpotensi dipalsukan, digunakan dalam jet komersial yang diproduksi oleh Airbus SE dan Boeing Co.

Titanium tersebut berasal dari produsen Tiongkok yang kurang terkenal dan masuk ke dalam industri penerbangan. rantai pasokan, menimbulkan kekhawatiran yang signifikan, menurut laporan Bloomberg.

Menurut Spirit AeroSystems Holdings Inc., materi tersebut dimasukkan ke dalam beberapa bagian melalui dokumen palsu. “Ketika benda ini teridentifikasi, semua bagian yang dicurigai dikarantina dan dikeluarkan dari produksi Spirit,” kata Joe Buccino, juru bicara Spirit.

“Lebih dari 1.000 pengujian telah diselesaikan untuk memastikan sifat mekanik dan metalurgi dari bahan yang terkena dampak untuk memastikan kelaikan udara yang berkelanjutan. ," seperti dikutip Bloomberg.

Insiden ini adalah bagian dari masalah yang lebih luas yang dihadapi industri penerbangan terkait komponen tidak sah yang memasuki rantai pasokan. Tahun lalu, sebuah skandal terungkap yang melibatkan sebuah perusahaan Inggris yang telah menjual suku cadang pesawat palsu dengan dokumentasi palsu di seluruh dunia, menurut Bloomberg.

Baca juga: Seseorang Tewas di Bandara Schipol Tersedot Mesin Pesawat KLM

The New York Times melaporkan sebelumnya pada hari Jumat bahwa titanium yang dicurigai digunakan pada suku cadang jet Boeing 737 Max dan 787 Dreamliner, serta model Airbus A220 yang diproduksi antara tahun 2019 dan 2023. Masalah ini muncul dari kumpulan logam dari produsen Tiongkok, dengan sertifikat tampak palsu setelah diperiksa, seperti dikutip Bloomberg.

FAA menyatakan bahwa Boeing secara sukarela mengungkapkan bahwa mereka membeli material melalui distributor yang mungkin memberikan catatan palsu atau tidak benar. FAA sedang “menyelidiki cakupan dan dampak masalah ini,” seperti dikutip Bloomberg.

Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa (EASA) juga melakukan penyelidikan setelah mendapat informasi tentang masalah ketertelusuran titanium oleh otoritas penerbangan mitranya di Italia. EASA saat ini tidak memiliki bukti adanya risiko keselamatan pada armada namun akan terus menyelidiki akar penyebab masalah dokumentasi, sesuai laporan.

Juru bicara EASA Janet Northcote menyatakan, “EASA akan menyelidiki lebih lanjut akar penyebab masalah ketertelusuran dokumen dan terus memantau dengan cermat setiap perkembangan baru yang dapat menyebabkan kondisi armada yang berpotensi tidak aman,” seperti dikutip Bloomberg.

Boeing telah meyakinkan kami bahwa mereka akan memindahkan bagian-bagian pesawat yang terkena dampak sebelum pengiriman dan armada yang beroperasi dapat terus terbang dengan aman. “Masalah industri ini mempengaruhi beberapa pengiriman titanium yang diterima oleh sejumlah pemasok terbatas, dan pengujian yang dilakukan hingga saat ini menunjukkan bahwa paduan titanium yang digunakan benar,” kata perusahaan itu, seperti dikutip Bloomberg.

Baca juga: Bagian Tengah Pesawat Lokasi Paling Sedikit Guncangan saat Turbulensi

Seorang juru bicara Airbus mengkonfirmasi kesadaran akan situasi tersebut dan mencatat bahwa sejumlah tes terhadap suku cadang dari pemasok yang sama mengkonfirmasi kelaikan udara A220 tetap utuh.

Integritas setiap komponen yang digunakan dalam industri penerbangan bergantung pada asal yang terverifikasi untuk memastikan keselamatan dan integritas struktural. Titanium yang dicurigai dipasok oleh sebuah perusahaan Tiongkok yang tidak disebutkan namanya, diduga menggunakan dokumentasi palsu agar tampak seolah-olah berasal dari Baoji Titanium Industry, pemasok Tiongkok yang memiliki reputasi baik.

Koalisi Integritas Rantai Pasokan Penerbangan, yang mencakup perwakilan dari Boeing dan Airbus, telah mengkaji cara mencegah suku cadang yang tidak sah memasuki rantai pasokan. Co-chair John Porcari menyebutkan pada konferensi di Washington bahwa kelompok tersebut telah menyelesaikan tahap penelitian untuk sebuah laporan yang akan dirilis pada musim gugur ini, yang akan berisi rekomendasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Seorang juru bicara koalisi mengindikasikan bahwa fokus awal adalah pada rantai pasokan propulsi, namun rekomendasi tersebut dapat diterapkan di seluruh industri penerbangan.**