Helo Timor Leste

Ribuan ATM dan Bank Ditutup, Transaksi Digital Makin Meningkat

Ugu - Ekonomi
Selasa, 4 Jun 2024 06:37
    Bagikan  
Mesin ATM
Freepik

Mesin ATM - ATM mulai ditinggalkan

Helotimorleste- Dalam 5 tahun terakhir, jumlah mesin ATM yang ditutup secara bertahap telah mencapai 12.227 ATM, sedangkan kantor bank sejumlah 6.819 kantor. Penutupan cabang dan ATM ini merupakan bagian dari strategi efisiensi bank seiring dengan pesatnya digitalisasi perbankan.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah ATM, CDM, dan CRM di Indonesia pada akhir tahun 2023 mencapai 91.412 unit, menyusut 2.604 unit dalam setahun dari 94.016 unit pada akhir tahun 2022. Dalam 5 tahun terakhir, jumlah ATM, CDM, dan CRM telah menyusut 12.227 unit, dari 103.639 unit pada akhir 2019.

Baca juga: Skandal Emas 109 Ton, Kejagung: Silakan Antam Lakukan Upaya Hukum Jangan Pembelaan di Media

Tak hanya ATM, bank juga telah menutup ribuan kantornya. Jumlah kantor bank di Indonesia pada Februari 2024 mencapai 24.268 unit, menyusut 794 unit dalam setahun. Dalam 5 tahun terakhir, jumlah kantor bank menyusut 6.819 unit, sedangkan jumlah kantor cabang bank juga menurun, dari 3.456 unit pada akhir 2019 menjadi 3.423 unit pada Februari 2024, atau turun 33 unit dalam setahun.

Ekonom Poltak Hotradero menyatakan bahwa keberadaan ATM sering menjadi beban bagi perbankan, meningkatkan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Penurunan ATM ini merupakan tren global, seperti di China yang menurun 150.000-200.000 unit per tahun. Ke depan, pembayaran digital semakin diminati, yang akan mengurangi penggunaan uang tunai.

Baca juga: Potensi Mata Uang Kripto di Masa Depan Termasuk Nasib Kripto di Tahun 2024

Hal sama disampaikan oleh, Trioksa Siahaan dari LPPI mengatakan bahwa penurunan jumlah kantor bank menunjukkan kantor bank semakin tidak menguntungkan bagi bank. Digitalisasi sistem perbankan juga membuat masyarakat lebih fleksibel dalam aktivitas keuangan, sehingga tidak perlu datang ke kantor cabang. Tren penurunan jumlah kantor bank diperkirakan akan terus berlanjut.

Apa yang disampaikan Trioksa dan Poltak diperkuat dengan data transaksi melalui quick response code Indonesian standard (QRIS) yang terus meningkat.

Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga April 2024 transaksi QRIS tumbuh 194,06% year on year (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 48,90 juta dan jumlah merchant 31,86 juta.

Lebih lanjut, BI juga mencatat, transaksi BI-RTGS meningkat 18,65% yoy mencapai Rp 13.112,22 triliun. Transaksi BI-FAST tumbuh 56,70% (yoy) sehingga mencapai Rp612,90 triliun.

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Gubernur BI Perry Warjiyo yang mengatakan pembayaran menggunakan kartu ATM/Debit, yang tercatat turun sebesar 12,49% yoy atau mencapai Rp 619,19 triliun.

Meskipun demikian sisi pengelolaan uang rupiah, jumlah uang kartal yang diedarkan (UYD) meningkat 2,64% yoy sehingga menjadi Rp 1.058,23 triliun.***