Helo Timor Leste

Tegas, Xanana Gusmao Sebut Timor Leste Tidak Bergabung dengan ASEAN

Senin, 7 Aug 2023 21:50
    Bagikan  
Xanana Gusmao
Istimewa

Xanana Gusmao - Tolak ASEAN bila tidak bisa menyelesaikan Myanmar

HELOTIMORLESTE.COM -

Timor Leste tidak akan menjadi bagian dari ASEAN, hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, hal ini bila ASEAN tidak mampu menyelesaikan masalah junta militer Myanmar serta tidak dapat meyakinkan junta militer Myanmar untuk menghormati demokrasi di negaranya.

"Jika ASEAN tidak dapat meyakinkan Junta Militer di Myanmar, saya dapat mengatakan Timor-Leste belum dapat mempercayai asosiasi ini, ini adalah posisi pemerintah," kata PM Xanana, Kamis 3 Agustus 2023 di Istana Kepresidenan usai bertemu Presiden Ramos-Horta, dikutip dari News-VIPTV, Sabtu (5/8/2023).

Baca juga: Populasi Anak Muda Timor Leste Usia 15-20 Mencapai 21 Persen Lebih, Namun 36 Ribu Teridentifikasi Buta Huruf

PM Xanana mengatakan, "Sebagai Perdana Menteri, Timor-Leste tidak akan bergabung dengan ASEAN, jika asosiasi tidak dapat meyakinkan junta militer, saya juga telah menyampaikan posisi Timor-Leste kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres".

Sebagai informasi Junta Militer Myanmar berencana untuk menggelar pemilu pada Agustus 2023 setelah melakukan kudeta militer pada 2021, namun tidak juga kunjung direalisasikan.

Baca juga: Prevalensi Stunting Tinggi, Timor Leste dan Filipina Tiru Metode Pencegahan dari Indonesia

Uang terjadi malah Junta menunda pemilu dengan alasan keamanan dan memperpanjang keadaan darurat di negara tersebut. Keputusan menunda pemilu dibuat langsung oleh pemimpin junta militer Min Aung Hlaing, Senin (31/7/2023) seperti dilansir Reuters.

"Dalam melaksanakan pemilu, agar pemilu bebas dan adil, serta dapat memilih tanpa rasa takut, pengaturan keamanan tetap diperlukan sehingga keadaan darurat perlu diperpanjang," kata junta militer Myanmar dalam sebuah pernyataan di TV pemerintah.

Myanmar kini berada dalam krisis politik dan kemanusiaan setelah junta militer berkuasa Februari 2021. Junta menuduh partai pemenang, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) melakukan kecurangan selama pemungutan suara November 2020.

Baca juga: Piala Dunia Wanita 2023: Belanda Hadapi Spanyol di 8 Besar Setelah Sikat Afsel 2-0

Militer juga menangkap ketua partai NLD, Aung San Suu Kyi, hingga pejabat negara seperti presiden dan wakil presiden, warga pun menolak dan memprotes militer. Namun, junta menanggapi dengan kekerasan.

Sejumlah milisi di Myanmar juga berpartisipasi melawan junta. Banyak warga sipil mengangkat senjata setelah berlatih diam-diam di hutan.

Rezim Aung Hlaing juga tidak segan-segan menangkap dan membunuh siapapun yang dianggap menentang pemerintahnya.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), melaporkan hingga kini jumlah korban tewas sejak kudeta mencapai 3.875 orang, sementara 24.100 lainnya telah ditangkap. Mereka yang masih ditahan sebanyak 19.733 orang.***