Helo Timor Leste

Serangan Teror di Moskow Tewaskan 60 Orang, ISIS Klaim Tanggung Jawab

Satwika Rumeksa - Internasional
Sabtu, 23 Mar 2024 14:01
    Bagikan  
Serangan di Moskow
Reuters

Serangan di Moskow - Balai Kota Crocus hendak mengadakan konser rock ketika orang-orang bersenjata menyerbu masuk ke lobi dan kemudian ke teater itu sendiri. Sebagian besar bangunan dilalap api dan sebagian atapnya roboh

HELOTIMORLESTE.COM - Setidaknya 60 orang tewas dan 145 luka-luka pada Jumat (22/3) ketika orang-orang bersenjata yang mengenakan kamuflase melepaskan tembakan dengan senjata otomatis ke arah penonton konser di dekat Moskow. Serangan itu adalah salah satu serangan paling mematikan di Rusia dalam beberapa dekade.

Kantor berita Amaq melalui Telegram mengatakan ISIS, kelompok militan yang pernah berusaha menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Setidaknya lima pria bersenjata mulai menembaki warga sipil yang meringkuk di Balai Kota Crocus tepat sebelum grup rock era Soviet "Picnic" hendak tampil di teater berkapasitas 6.200 kursi di pinggiran barat Moskow.

Video yang terverifikasi menunjukkan orang-orang yang akan duduk di aula bergegas menuju pintu keluar ketika tembakan berulang kali bergema di tengah teriakan. Video lain menunjukkan sejumlah pria menembaki sekelompok orang. Beberapa korban tergeletak tak bergerak di genangan darah.

"Tiba-tiba ada ledakan di belakang kami - tembakan. Ada ledakan - saya tidak tahu apa," kata seorang saksi mata, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, kepada Reuters.

"Kejadian terinjak-injak dimulai. Semua orang berlari ke eskalator," kata saksi mata. "Semua orang berteriak; semua orang berlarian."

Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), penerus utama dinas intelijen KGB era Soviet, mengatakan sekitar 60 orang tewas, sementara kementerian regional mengatakan 145 orang terluka. FSB mengatakan tindakan keamanan ekstra diberlakukan.

Baca juga: Princess of Wales, Kate Middleton Jalani Kemoterapi setelah Ditemukannya Kanker

Jumlah korban tewas itu menjadikan insiden tersebut salah satu serangan terburuk di Rusia sejak pengepungan sekolah di Beslan pada 2004. Saat itu, militan Islam menyandera lebih dari 1.000 orang, termasuk ratusan anak-anak.

Anak-anak dilaporkan termasuk di antara korban tewas dan terluka dalam konser tersebut. Puluhan ambulans tiba di lembaga perawatan darurat Sklifosovsky di Moskow.

Kebakaran

Di Balai Kota Crocus, api membubung ke langit, dan gumpalan asap hitam membubung di atas lokasi saat ratusan lampu biru dari kendaraan darurat menyala di malam hari.

Helikopter berusaha memadamkan api yang melalap bangunan besar tersebut. Atap tempat tersebut runtuh, kata kantor berita negara RIA.

Sebuah foto buram yang diterbitkan oleh beberapa media Rusia menunjukkan dua orang yang diduga penyerang berada di dalam mobil putih.

ISIS mengatakan para pejuangnya menyerang di pinggiran Moskow, "membunuh dan melukai ratusan orang serta menyebabkan kerusakan besar di tempat itu sebelum mereka mundur ke pangkalan mereka dengan selamat." Pernyataan itu tidak memberikan perincian lebih lanjut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan insiden itu adalah “serangan teroris berdarah” yang harus dikutuk oleh seluruh dunia.

Baca juga: Kapal Penjaga Pantai Tiongkok Coba Memblokade Kapal Ilmuwan Filipina

Amerika Serikat (AS), negara-negara Eropa dan Arab serta banyak negara bekas Uni Soviet menyampaikan bahwa mereka terkejut dengan serangan itu, mengutuk serangan tersebut dan menyampaikan belasungkawa. Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak membantah adanya keterlibatan Ukraina.

Peringatan Serangan

Dua minggu lalu, Kedutaan Besar AS di Rusia memperingatkan bahwa “ekstremis” mempunyai rencana untuk melakukan serangan di Moskow.

Kedutaan mengeluarkan peringatannya beberapa jam setelah FSB mengatakan pihaknya telah menggagalkan serangan terhadap sebuah sinagoga di Moskow oleh sel ISIS.

“Sementara kejadian terus terjadi, kami sangat menyarankan agar warga AS di Moskow menghindari daerah tersebut, mengikuti instruksi dari dinas keamanan setempat dan terus memantau perkembangan media lokal,” kata Kedutaan AS pada Jumat.**