Helo Timor Leste

Awas! Krisis Lingkungan Mengancam Timor Leste, 12.000 Hektar Hutan Lebat Hilang Setiap Tahun, ini Penyebabnya

Noemio Falcao - Nasional
Selasa, 4 Apr 2023 11:39
    Bagikan  
Awas! Krisis Lingkungan Mengancam Timor Leste, 12.000 Hektar Hutan Lebat Hilang Setiap Tahun, ini Penyebabnya

Pemandangan dari udara kawasan Tibar, Timor Leste. foto: dodohawe

HELOTIMORLESTE.COM | Dili - Dibutuhkan kesadaran tinggi bagi warga Timor Leste untuk senantiasa menjaga lingkungannya, khususnya dalam menebangi pohon di hutan.

Timor leste memiliki potensi kehilangan lahan seluas 10.000 hektar dan 12.000 hektar hutan lebat setiap tahun.

Data ini diperoleh dari hasil studi tim program pelestarian hutan Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP) bersama Japan International Cooperation Agency (JICA).

Lalu apa penyebab dari hilangnya hutan hutan lebat seluas itu? Hal ini karena proyek pembukaan jalan baru di kawasan Pos Administratif Jaco, Kotamadya Lautem.

Dilansir dari kantor berita Timor Leste, Tatoli menyebutkan jawaban itu diperoleh dari Direktur Kehutanan, Kopi, dan Tanaman Industri Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP), Raimundo Mau.

Raumundo Mau mengatakan selain itu penbangan kayu untuk kayu bakar, terjadinya kebakaran hutan dan lahan untuk bercocok tanam juga berkontribusi pada pengurangan lahan hutan lebat di Timor Leste.

Raumundo mengakui untuk untuk mengembalikan tanaman yang hilang membutuhkan waktu lama. "Kita butuh waktu untuk pemulihan  pada hutan-hutan itu," katanya.

Dia pun kemudian mengingatkan kepada seluruh warga Timor Leste benar-benar menjaga lingkungan khususnya tanaman di hutan.

Untuk itu, penebangan kayu di wilayah tertu agar mengajukan permohonan kepada pengelola hutan, hingga mendapatkan izin.

"Seluruh penduduk harus mengajukan permohonan perizinan untuk memverifikasi tujuan penebangan, dan bukan menebang pohon secara sembarangan," jelas Raumundo.

Raumundo Mau mengaku sangat prihatin atas kurangnya kesadara masyarakat yang terus menebangi pohon di kawasan yang dilindungi.

Selain menumbuhkan kesadaran, pihaknya juga akan terus membuat program sosialisasi secara berkelanjutan akan masyarakat peka dan memahami akan perlindungan dan fungsi hutan.

Hutan lebat adalah  area atau bidang tanah yang ditumbuhi berbagai jenis pepohonan besar dan  tingkat pertumbuhan yang maksimum.

Untuk menjawab kehilangan hutan tersebut, pihaknya berencana setiap tahun akan membudidayakan berbagai jenis pohon tanaman.

Pihaknya kini sudah menyiapkan lahan 1.000 hektar, agar bisa melakukan penanaman kembali, untuk mencegah degradasi lingkungan hutan di tanah air.

"Sesuai strategi, kami melakukan penghijauan setiap tahun. Kami ingin membudidayakan berbagai jenis pohon tanaman di lahan 1.000 hektar tanah dengan   satu juta pembibitan tanaman setiap tahun," ungkapnya.

Sementara Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2022 untuk MAP sebesar  $23 juta.

Dari anggaran tersebut  $3 juta lebih dialokasikan untuk  bagian  Direktorat Umum Kehutunan, Kopi, dan Tanaman Industri MAP. 
Sementara itu, dana senilai  $1 juta untuk bagian Direktorat Nasional Pengembangan Hutan Kemasyarakatan. Tetapi anggaran untuk kegiatan penghijauan hanya $60 ribu. (*)