Helo Timor Leste

Portugal Mengecualikan Reparasi Kolonial Tetapi Tidak Meminta Maaf

Satwika Rumeksa - Internasional
Kamis, 16 May 2024 20:30
    Bagikan  
Bendera Portugal
Istimewa

Bendera Portugal - Parlemen Portugal kini berdebat atas negara-negara jajahanna

HELOTIMORLESTE.COM - Portugal tidak bermaksud membayar ganti rugi atas masa lalu kolonialnya tetapi tidak mengecualikan permintaan maaf atas beberapa tindakan bersejarah, kata menteri luar negeri pada hari Rabu.

“Tidak akan ada proses atau program tindakan khusus yang bertujuan memberikan kompensasi kepada negara lain atas masa lalu kolonial Portugis,” kata Paulo Rangel kepada parlemen dalam debat mengenai reparasi sejarah.

“Tetapi jika permintaan maaf itu benar, kami akan melakukannya, seperti pembantaian Wiriyamu,” ujarnya. Pernyataan tersebut merujuk pada sebuah desa di Mozambik, di mana sekitar 400 warga sipil terbunuh pada tahun 1972 dalam perang kemerdekaan.

Mantan Perdana Menteri Antonio Costa pada tahun 2022 menyebut pembunuhan tersebut sebagai “tindakan yang tidak dapat dimaafkan” setelah negara menerima tanggung jawab.

Pertanyaan mengenai reparasi diajukan pada bulan April oleh Presiden Marcelo Rebelo de Sousa, beberapa hari sebelum peringatan 50 tahun kudeta yang dilakukan oleh para pemimpin militer yang memulihkan demokrasi dan mengakhiri perang kolonial selama 13 tahun. Perubahan tersebut membuka jalan menuju kemerdekaan negara-negara seperti Angola dan Mozambik.

Baca juga: Pemerintah Portugal Tolak Bayar Reparasi Warisan Kolonial

“Kami bertanggung jawab atas apa yang kami lakukan di sana. Kita harus menanggung biayanya,” kata presiden.

Pernyataannya memicu beragam reaksi, dengan partai sayap kanan Chega mengajukan mosi di parlemen menuduh Rebelo de Sousa melakukan pengkhianatan. Keputusan itu ditolak pada hari Rabu.

“Portugal tidak takut dengan sejarahnya sehingga akan selalu memperjuangkan kebenaran sejarah”, kata Rangel, mengumumkan niatnya untuk mendirikan program penelitian universitas tentang bahasa-bahasa dari bekas jajahannya seperti Tetum, bahasa Timor lESTE, atau Kreol Tanjung Verde.

“Bahasa-bahasa ini adalah kekayaan budaya bagi sejarah kita bersama, bahasa-bahasa ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap bahasa Portugis dan belum ada penelitian yang cukup tentang bahasa-bahasa tersebut,” katanya.**