Helo Timor Leste

Derita Sulami Manusia Kayu Asal Sragen Berakhir, Muntah-muntah Semalaman, Paginya Meninggal

Dodo Hawe - Internasional
Rabu, 14 Jun 2023 16:43
    Bagikan  
MANUSIA KAYU
dodohaweshow/ youtube

MANUSIA KAYU - Sulami manusia kayu warga Sragen, Jawa Tengah, Indonesia, tubuhnya kaku hanya bisa tidur dan berdiri

HELOTIMORLESTE.COM - Telah berpulang Sulami 'Manusia Kayu' (42) asal Sragen, Jawa Tengah meninggal dunia, setelah semalaman Sulami muntah-muntah.

Keluarga berencana akan membawa Sulami ke rumah sakit keesokan harinya, namun sekitar pukul 10.00 WIB, Sulami menghembuskan nafas terakhirnya, Senin (12/6/2023) pukul 10.00 WIB.

Menurut adik Susilowati (adik Sulami) mengungkapkan sejak Lebaran kemarin sebenarnya Sulami sudah mengelukan sakit, dan sempat dibawa ke Puskesmas Kedawung.

Seharusnya Sulami dirujuk ke RSUD Sragen, Jawa Tengah pada saat itu, namun karena tidak ada yang menunggui, akirnya rencana itu dibatalkan.

Di sisi lain Susilowati sang adik Sulami masih memiliki anak-anak kecil, sehingga tidak bisa menungguinya.

Setelah itu dibawa ke puskesmas beberapa hari, selanjutnya Sulami dibawa pulang hingga akhirnya meninggal dunia.

Menurut Susilowati sebelum meninggal dunia, sang kakak, Sulami sudah mengaku tidak tahan dan minta untuk dibawa ke rumah sakit.

Sulami saat itu mengalami muntah-muntah, tak ada habisnya, semalaman Sumali mengalami muntah, muntah.

Hingga Sulami mengatakan kepada adiknya jika sudah tidak kuat lagi dengan muntah-muntah yang ia alami itu.

Susilowati berencana akan membawa kakaknya ke rumah sakit ke esokan harinya, namun ketika hendak dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 10.00 WIB, Sulami meninggal dunia.

Sulami dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Desa Kedawung, Sragen tak jauh dari rumah duka, dimakamkan sekitar pukul 15.00 WIB.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sulami menderita penyakit ankylosing spondylitis systemic sclerosis. Tubuhnya kaku seperti kayu, itu sebabnya Sulami dikenal sebagai manusia kayu.

Selama belasan tahun, wanita berusia 42 tahun ini menjalani kehidupannya dengan tubuh kaku, yang dikenal sebagai penyakit punggung kayu, tanpa bisa bergerak.

Baca juga: Makan Ikan Bonus Mikroplastik Bisa Berbahaya untuk Kesehatan

Tubuhnya hanya bisa lurus tanpa bisa ditekuk untuk membungkuk maupun duduk. Meski masih bisa berjalan –dengan bantuan orang lain –Sulami lebih banyak menghabiskan hidupnya di atas tempat tidur atau berdiri.

Penyakit yang tidak lazim itu dirasakan oleh Sulami sejak masih berusia sekolah dasar. Saat itu, dia merasakan sebuah benjolan di lehernya.

Benjolan itu lama-lama menjadi luka karena sering digaruk. Bersamaan dengan itu, tubuhnya satu per satu menjadi kaku.

Pada awalnya bagian jari saja, namun lama-kelamaan, anggota tubuh yang lain mengalami hal yang sama, seperti tangan, kaki, punggung, dan leher menjadi kaku.

Baca juga: 7 Manfaat Kesehatan Jalan Kaki Setelah Makan Malam

Sulami manusia kayu yang tinggal di Dukuh Selorejo Wetan, ini boleh dibilang hidup dalam kemiskinan. Rasanya sulit untuk memenuhi dalam keseharian jika tak ada uluran tangan dari orang lain.

Rumah yang dia tempati juga merupakan bantuan dari sebuah stasiun televisi. Rumah Sulami kini terbilang lumayan, dibanding kondisi sebelumnya, yang kurang layak ditempati.

Kini Sulami hidup bersama adik perempuannya, dalam kondisi serba kekurangan, yang tidak memiliki penghasilan tetap. Adik Sulami Susilowati juga tak bisa bekerja karena harus mengurus Sulami.

Apalagi pada musim pandemi Covid-19 ini, kemarin, Sulami juga berusaha untuk menjaga imun tubuhnya agar tetap sehat.

Baca juga: Terapi Air Dingin Lebih Banyak Merugikan Dibanding Menguntungkan untuk Kesehatan

Setiap pagi Sulami melakukan aktivitas jalan kaki di depan rumahnya, untuk menjaga kebugaran tubuhnya.

Adik perempuan satu-satunya yang menemani Sulami, terus siaga setiap saat untuk merawat kakaknya, yang semuanya harus dibantu. Mengingat kondisi Sulami yang hampir tidak bisa berbuat apa-apa.

Mulai makan, mau tidur, bangun tidur, hingga mandi, BAB dll Sulami tak mampu melakukan sendiri, perlu bantuan orang lain. Tentu saja semuanya dilakukan oleh adek perempuannya ini.

Dalam keseharian penderita ankylosing sponsdylitis ini, hanya mengandalkan hidup dari belas kasihan warga sekitar dan dari teman-teman sekolah semasa SD Sulami.

Mereka adalah teman-teman setia yang mau menjualkan kerajinan hasil karya Sulami. Dalam kesehariannya Sulami membuat kerajinan manik-manik dalam bentuk gantungan kunci dan tas. **