HELOTIMORLESTE.COM - Dengan latar belakang meningkatnya harga pangan dan guncangan iklim dan ekonomi yang terjadi secara beruntun, Stanlake Samkange, Direktur Senior Kemitraan Strategis WFP, tiba di Timor Leste untuk melakukan kunjungan selama empat hari guna memperkuat upaya bersama WFP dengan Pemerintah Timor Leste dan para pemangku kepentingan lainnya dalam hal ketahanan pangan dan gizi.
Selama kunjungannya, ia akan membahas bagaimana ketahanan pangan dan gizi dapat diatasi melalui investasi bersama di bidang pertanian dan pengelolaan air, rantai nilai yang peka terhadap gizi, dan pengembangan sumber daya manusia.
Ia akan bertemu dengan para pendukung ketahanan pangan dan gizi terkemuka di negara ini, termasuk Presiden Republik Timor-Leste H.E. Jose Ramos Horta dan Wakil Perdana Menteri, H.E. Mr.
Sebagai bagian dari misi tersebut, Samkange akan melakukan perjalanan ke kota Baucau untuk mengamati perkembangan produksi beras yang diperkaya yang didukung oleh WFP dan manfaat dari menghubungkan investasi pertanian dengan pendidikan melalui program makanan sekolah pemerintah yang didukung oleh WFP dengan pendanaan dari Badan Kerjasama Internasional Korea.
Baca juga: Peziarah Timor Leste bersyukur atas Kesempatan WYD
Ia akan didampingi oleh perwakilan dari Kementerian Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan, dan Bank Pembangunan Asia.
"WFP berkomitmen untuk mendukung misi Pemerintah Timor-Leste dalam mengembangkan sumber daya manusia dan memberantas kelaparan dan kekurangan gizi. Investasi cerdas dalam produksi pangan lokal dan pola makan yang sehat sangat penting untuk membangun sumber daya manusia dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan kemakmuran," kata Samkange pada saat kedatangannya.
WFP telah bekerja di Timor Leste sejak tahun 1999. WFP bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah untuk memperkuat program-program yang sudah ada dan mengisi kesenjangan program yang membahas ketersediaan, akses, dan keterjangkauan makanan yang beragam dan bergizi.
Rencana Strategis Negara WFP yang baru saja direvisi menetapkan pendekatan dua jalur untuk meningkatkan sistem pangan dan kontribusinya terhadap ketahanan pangan dengan menggunakan pendekatan yang cerdas terhadap iklim, berbasis bukti, dan peka terhadap gizi.**