Helo Timor Leste

Inspirasi Buat Warga Timor Leste, Sampah Plastik Dijadikan Paving Block

Dodo Hawe - Ragam
Sabtu, 24 Jun 2023 21:15
    Bagikan  
PAVING BLOCK
L Galuh/DW

PAVING BLOCK - Warga Bandung membuat paving block berbahan sampah plastik

HELOTIMORLESTE.COM - Jika di Timor Leste sampah menjadi persoalan sulit yang belum teratasi, berbeda dengan di Bandung Indonesia, sampah memberikan nilai tambah warga masyarakatnya

Seorang warga di Bandung mengolah sampah plastik menjadi paving block untuk jalan, halaman rumah dan gang-gang kecil di kampung-kampung.

Paving block dari bahan plastik ini diklaim kuat, ringan dan tidak berlumut, dari tahun 2018 hingga pertengahan tahun 2022 kebutuhan paving block terus naik.

Seorang warga di Bandung Toni Permana mampu memproduksi paving block yang terbuat dari dari sampah plastik bekas pembungkus beragam produk, seperti makanan ringan dan mi instan dll.

Baca juga: Anggaran Tambahan 2,3 juta Dollar, Datangankan 2.165 Kotak Sampah, untuk Atasi Masalah Sampah Timor Leste

Pembuatan paving ini terinspirasi dari salah satu tayangan televisi nasional yang menyiarkan berita paving block terbuat dari sampah di Jawa Tengah.
Kemudian pria 40 tahun inipun kemudian memikirkan langkah-langkah proses produksi dengan segala keterbatasan yang ia miliki.

Hal ini ia lakukan untuk mengatasi problematika sampah plastik di wilayah Bandung yang terus menumpuk dan tak terkendali setiap harinya.

Kota Bandung saja produksi sampah setiap harinya bisa mencapai 1.500 ton sampah, ini masalah yang harus diatasi pemerintah.

Setelah menerliti, pilihan untuk memproduksi paving block dari bahan residu sampah ia ambil berdasarkan alasan yang kuat.

Dalam kimia residu adalah segala sesuatu yang tertinggal, tersisa atau berperan sebagai kontaminan dalam suatu proses kimia tertentu.
Residu terkadang dapat disamakan dengan ampas atau pengotor. Residu mungkin dapat berupa materi yang tersisa setelah proses penyiapan, pemisahan, atau pemurnian, seperti distilasi, penguapan, atau filtrasi.

paving block

Baca juga: Kesadaran Tentang Sampah Rendah, Akibat Sampah di Kota Dili Timor Leste Seperti ini

Plastik-plastik bungkus makanan ringan, mi instan, atau bubuk pembuat minuman terkadang dianggap memiliki nilai ekonomis yang kecil dan bahkan tidak ada nilainya.

Residu sampah tersebut biasanya dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

"Paving block ini menyerap semua jenis sampah yang tidak ada nilainya," kata Toni seperti dilansir DW Indonesia.

Ia mengatakan bahwa saat ini dia menerima sejumlah jenis sampah pilahan dari warga yang menabung di bank sampah binaannya, yakni Sampah Sukamaju Sejahtera.

Plastik yang ia kumpulkan di bank sampah inilah yang menjadi modal pembuatan paving block, ia tidak ingin bank sampah yang dia dirikan menjadi sumber masalah baru bila sampahnya tidak terkelola dengan baik.

Baca juga: Timor Leste Belum Miliki Manajemen Penanganan Sampah untuk Mengelola Sampah yang Menumpuk

Toni mengatakan paving block buatannya kuat, ringan, dan tidak berlumut. Pejualannya dari tahun 2018 hingga pertengahan 2022 cenderung naik.

Dikatakan, satu meter ada 25 pieces paving block harganya berkisar antara Rp180.000 sampai Rp200.000.

Sementara paving block cetak yang biasa harganya sekitar Rp85.000 sedangkan paving block yang sudah mendapat sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) harganya menjadi Rp200.000.

Fei Febri, CEO Bank Sampah Bersinar pada tahun 2020 membeli karya buatan Toni tersebut dan memasangnya di halaman kantornya di Bandung.

"Sengaja beli supaya orang datang melihat paving block buatan Kang Toni. Desain bagus karena ada lubang di tengah untuk resapan air," ujar Fei.

Awalnya Toni yang menggeluti bengkel las mendapat cibiran warga saat mendirikan Bank Sampah Sukamaju Sejahtera.

Pada hal bank sampah ini berlokasi di Kampung Sukamaju, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Indonesia yang menopang bahan produksi paving block.

Baca juga: Anggota Parlemen Nasional CNRT Soroti Masalah Sampah di Kota Dili

Toni terus memberi pengertian terhadap masyarakat tentang pentingnya memilah sampah adalah pekerjaan yang melelahkan serta seakan tak berujung, dan itu terus dilakukan hingga masyarakat menyadari.

"Selama manusia masih memproduksi sampah, saya akan terus bergerak mengedukasi," ujarToni, masyarakat sekitar mulai merasakan manfaat Bank Sampah Sukamaju Sejahtera.

Toni mempersilakan warga membawa sampah yang sudah dipilah untuk ditimbang setiap hari Jumat dan Senin mulai pukul 15.30 sampai 17.00 WIB.

Warga akan mendapatkan hasil tabungan mereka setahun sekali yang dibagikan dua minggu sebelum hari raya Lebaran. Kemudian bank sampah akan membuka kembali penerimaan sampah setelah lebaran.

Baca juga: Pekerja Kebersihan Menemukan Uang 10 Juta Yen di Tempat Sampah, Sayang Ia Tak Kebagian

Selain itu, Toni beserta 12 pengurus bank sampah kerap mengajak warga untuk bersama membersihkan lingkungan dan memberikan pengertian tentang pentingnya mengurus sampah.

Dia yakin apa yang ia lakukan dapat membantu pemerintah mengelola sampah dan membuka lapangan pekerjaan melalui bank sampah dan paving block buatannya.

Manfaat ini setidaknya dirasakan oleh warga Andie Ogan (39) sudah dua tahun bergabung sebagai pengurus di Bank Sampah Sukamaju Sejahtera.
Andie mengaku tergerak dengan semangat dan dedikasi Toni dalam menangani masalah sampah, dirinya juga ingin belajar langsung dari Toni cara mengelola sampah.

Sebelum bergabung dengan bank sampah, Andie kurang menaruh perhatian terhadap isu lingkungan.
"Dulu saya mana mau milah sampah. Sekarang, ada perubahan di keluarga saya untuk memilah sampah," ujar Andie. **