HELOTIMORLESTE.COM - Saat menjelajahi sebuah gua di Timor-Leste, sebuah negara pulau kecil yang terjepit di antara Indonesia dan Australia, para ilmuwan melihat seekor tokek berlari melintasi batu kapur. Karena gua itu sangat terpencil, kata Chan Kin Onn, seorang herpetologis di Museum Sejarah Alam Lee Kong Chian di Singapura.
?Potensi tokek ini menjadi spesies baru sangat tinggi.? Berdasarkan firasat, dia melompat mengejar makhluk itu dan mendapati dirinya terjepit di bebatuan.
?Saya tidak bisa mendekati kadal itu karena retakannya terlalu sempit, tetapi saya melihat bagian belakang tubuhnya dan dapat mengatakan bahwa itu adalah tokek berjari bengkok dari genus Cyrtodactylus,? kata Chan.
Tokek berujung bengkok paling aktif di malam hari, jadi tim kembali di malam hari dengan senter. Dalam satu jam, kata Chan, mereka menemukan 10 tokek asing ini.
Analisis DNA dan studi lebih lanjut tentang tubuh tokek yang mereka kumpulkan nantinya akan memastikan bahwa itu adalah spesies baru dalam ilmu pengetahuan. Deskripsi spesies baru diterbitkan dalam sebuah makalah di jurnal ZooKeys.
Para peneliti memilih untuk menamainya Cyrtodactylus santana, mengambil nama dari Taman Nasional Nino Konis Santana, rumah bagi gua tempat mereka bertemu tokek. Taman itu sendiri dinamai untuk menghormati Nino Konis Santana, seorang pejuang kemerdekaan Timor Leste yang berperang melawan pendudukan Indonesia antara tahun 1993 hingga kematiannya pada tahun 1998.
Timor Leste memperoleh kemerdekaannya pada tahun 2002, membuatnya menjadi negara termuda keempat di dunia dan negara berdaulat pertama yang diciptakan pada abad ke-21.
Taman Nasional Nino Konis Santana adalah taman nasional pertamanya, meliputi 125.600 hektar (310.000 hektar) dataran rendah, hutan tropis dan monsun, serta kawasan laut. Bagian laut adalah bagian dari Segitiga Karang Pasifik, rumah bagi keanekaragaman hayati tertinggi dari semua lingkungan laut di planet ini, menurut Conservation International.