Helo Timor Leste

Benang Kapas Hilang, Anggota Parlemen Nasional Khawatir Tais Timor, Muncul Tiruan dari China

Dodo Hawe - Ragam
Rabu, 6 Mar 2024 19:37
    Bagikan  
TAIS TIMOR
fb/ Amizade Portugal & Timor-Leste

TAIS TIMOR - Seorang wanita Timor leste sedang melakukan proses pembuatan kain tais Timor

HELOTIMORLESTE.COM - Anggota Parlemen Nasional (PN) dari FRETILIN, Antoninho Doutel Sarmento dan anggota CNRT, Maria Gorumali Barreto prihatin hilangnya benang katun asli yang tebuat dari kapas, dan juga khawatir akan tiruan Cina terhadap desain Tais Timor.

Seperti kita ketahui Tais Timor adalah bentuk tenun tradisional yang dibuat oleh wanita Timor Leste, dengan desain dan kekhasan yang unik.

Antoninho Doutel Sarmento menyatakan Palemen Nasional sudah menetapkan Hari Tais Nasional dan pentingnya Tais Timor juga dianggap penting secara internasional.

Baca juga: Kesenian Khas Timor Leste yang Wajib Anda Ketahui, Mulai Dari Seni Tenun Hingga Berpantun

Namun, hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut di masyarakat dengan membuka lembaga dan berinvestasi dalam pengembangan petani Timor untuk menanam pohon kapas.

"Jumlah tais yang ada di pasaran perlu kita tingkatkan, sehingga pemerintah melalui Kementerian Pertanian atau Menteri Seni dan Budaya perlu berkolaborasi dengan investasi yang besar untuk mengembangkan sektor pertanian kita untuk meningkatkan produksi kapas, setidaknya secara selektif memperluas ke wilayah nasional," katanya seperti dilansir kantor berita Tatoli, Rabu (6/3/2024).

Oleh karena itu, industri tais di Timor Leste dapat berjalan dengan baik jika industri lokal berkembang dan selaras dengan baik untuk menciptakan persaingan yang baik dan memiliki nilai pasar.

Baca juga: TAIS Rayakan Cabang Keempatnya di Viqueque

Saat ini sudah muncul produk tiruan China dijual dengan harga lebih murah, namun kualitasnya tetap harus diperhatikan khusus Tais Timor ini.

Maria Gorumali Barreto menyatakan, resolusi nomor 2/2022 bulan Januari ditetapkan sebagai Hari Tais Nasional dan menyetujui rekomendasi kepada pemerintah untuk melindungi dan melestarikan Tais Timor untuk memajukan, menghargai, dan melestarikan keaslian Tais Timor.

Menurutnya, observasi terhadap resolusi ini akan terungkap pada tahun 2022, namun resolusi tersebut belum menjadi pertimbangan atau prioritas baik oleh Pemerintahan VIII maupun pemerintahan sekarang.

Baca juga: Dua Kapal Pesiar Kunjungi Timor Leste, Tak Bisa Berlabuh di Pelabuhan Tibar, Ribuan Turis 8 Jam Jalan-jalan

"Ini bagaimana cara pelaksanaannya, karena resolusi tersebut berkaitan erat dengan tais Timor dan bagaimana caranya, untuk mempromosikan, mempertimbangkan, dan mengakui keahlian praktis mereka," jelasnya Maria Gorumali

Meski demikian pihaknya mengalami kesulitan dalam menemukan kapas asli Timor, dan tais yang terbuat dari benang yang mereka perdagangkan di pasar adalah menghilang.

"Kami ingin mengatakan bahwa tai asli yang terbuat dari kapas mutin Timor yang kini semakin menghilang karena banyak orang yang beternak kuda dan sapi, tetapi tidak banyak yang membudidayakan kapas," tambah Maria.

Baca juga: Maria Madeira Artis Timor Leste Pertama yang Tampil di Venesia: Saya Masih Orang Asing

Oleh karena itu, menurut Maria Gorumali persoalan pertimbangan dan prioritas terhadap keputusan Parlemen Nasional ini patut menjadi perhatian, sehingga Pemerintah dapat memotivasi dan memberikan dukungan dana kepada para petani yang ingin membudidayakan kapas.

"Dengan demikian kita juga dapat terus mempertahankan tais Timor kita yang telah terdaftar di UNESCO pada tahun 2021 lalu," katanya.

Di sisi lain, jika tais Timor tidak dipertahankan, banyak barang dari China yang menjual tais lebih dari satu dolar per meter.

Baca juga: Menunggu Liga Timorense 2024 Tak Kunjung Datang, Seperti ini Harapan dan Aktivitas Klub

"Ini merupakan ancaman besar bagi para penenun tais yang ingin mematikan produknya dan ingin mempertahankan tais asli kita," ujar Maria Gorumali.

Jika Pemerintah tidak mengambil tindakan terhadap peniruan tais yang melimpah di pasar Tiongkok, tais Timor akan hilang dan para penenun tais sendiri tidak akan mendapatkan harga yang bagus di pasar dan perekonomian mereka akan terpuruk.

Baca juga: Pemerintah Timor Leste Menyiapkan Anggaran Sebesar ini untuk Rehabilitasi Pohon Kopi di Tujuh Kotamadya

"Karena para perempuan penenun tai menafkahi keluarga mereka, termasuk pendidikan anak-anaknya, dari penghasilannya dari berjualan tais," ungkap Maria Gorumali.

Oleh karena itu, menurut Maria Gorumali rekomendasi kepada Pemerintah, khususnya Menteri Negara Bidang Seni dan Budaya, adalah mengendalikan impor tai ke Timor-Leste dan mempromosikan tais Timor sebagai bagian dari identitas Timor-Leste. **