Helo Timor Leste

Pewarna Buah Semangka Ibarat Taktik Clickbait dan Menakut-nakuti

Dodo Hawe - Ragam
Senin, 27 May 2024 18:37
    Bagikan  
PEWARNA
pixabay.com

PEWARNA - Ilustrasi buah semangka. Isu pewarna semang kerapkali menjadi kekawatiran kita semua, simak faktanya

HELOTIMORLESTE.COM - Menurut pembuat konten dan penulis asal India, Krish Ashok klaim tentang semangka yang disuntik dengan pewarna tidak lebih dari taktik clickbait dan menakut-nakuti hingga membuat ketakutan dan ketidakpercayaan kita.

Setiap tahun, media sosial dibanjiri cerita-cerita mengkhawatirkan tentang semangka yang disuntik dengan zat pewarna berbahaya atau zat lain untuk meningkatkan warnanya.

Kisah-kisah sensasional ini seringkali menimbulkan kekhawatiran di kalangan konsumen tentang keamanan pangan dan praktik tidak etis dalam industri makanan.

Baca juga: Sepuluh Manfaat Buah Kurma untuk Kesehatan Tubuh Manusia

Namun, menurut pakar makanan dan penulis Krish Ashok, klaim ini tidak lebih dari taktik clickbait dan scaremongering yang memangsa ketakutan dan ketidakpercayaan kita.

"Saya akan mengambil sikap kontroversial dan menyebut hal ini sebagai omong kosong. Setiap tahun, ini hanyalah clickbait yang siap untuk dipetik dan hanya itu saja. Ini sebenarnya bukan menjadi masalah sama sekali," tulisnya pada keterangan postingannya di Instagram Krish Ashok.

Sementara Alok Singh, ahli pertanian dan pengolahan makanan, Ambedkar Nagar, Uttar Pradesh, India seperti dilansir indianexpress mengungkap sependapat dengan Ashok.

Menurut Alok, dalam konteks pertanian India, gagasan untuk menyuntikkan pewarna pada semangka sebagian besar hanyalah mitos dan bukan praktik umum.

Baca juga: Petani China Mengaku Ciptakan Buah Hibrida Setengah Melon Setengah Semangka

"Inspeksi dan laporan dari Otoritas Keamanan dan Standar Pangan India (FSSAI) belum menemukan bukti substansial yang mendukung meluasnya penggunaan suntikan pewarna pada semangka," katanya.

Karakteristik struktural semangka membuat praktik tersebut menjadi tidak praktis, karena menyuntikkan semangka kemungkinan besar akan menyebabkan kerusakan nyata pada dagingnya, sehingga menyebabkan pembusukan.

Penelitian yang dilakukan oleh para ahli pertanian menunjukkan bahwa kesulitan logistik dan potensi kerusakan pada daya jual buah ini menjadikan praktik ini tidak layak secara ekonomi, tambahnya.

Baca juga: Menu Resep Salad Buah yang Menggoda Lidah Anda saat Lapar, Seharian Puasa

Selain itu, audit keamanan pangan secara berkala dan tindakan pengendalian kualitas yang ketat pada rantai pasokan India dirancang untuk mendeteksi dan mencegah praktik tidak etis tersebut.

Potensi risiko kesehatan terkait dengan konsumsi semangka yang telah disuntik pewarna buatan
Di India, kata Singh, risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi semangka yang disuntik dengan pewarna buatan berasal dari penggunaan pewarna non-food grade, yang dapat menimbulkan dampak buruk.

“Hal ini dapat mencakup reaksi alergi, hiperaktif pada anak-anak, dan potensi efek karsinogenik, seperti yang disoroti dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewan Penelitian Medis India (ICMR).”

Baca juga: Sniper Wanita Paling Mematikan Ukraina Peringatkan Bahwa Putin akan Dibunuh Anak Buahnya Sendiri

Namun pewarna makanan yang disetujui dan diatur oleh FSSAI umumnya dianggap aman bila digunakan dalam batas yang diperbolehkan.

Risiko utama muncul ketika penggunaan pewarna non-food grade yang tidak disetujui. Mengingat lingkungan peraturan yang ketat, kejadian seperti ini jarang terjadi, namun risiko hipotetis memperkuat perlunya kewaspadaan terus-menerus dan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan.

Menurut Singh, menyuntikkan pewarna ke dalam semangka menghadirkan tantangan biologis dan logistik yang signifikan.

Baca juga: Penanaman Satu Hektar Sorgum di Oecusse Ambeno Timor Leste Membuahkan Hasil Menggembirakan

Secara biologis, daging semangka sebagian besar terdiri dari air dan struktur seluler yang halus. Memasukkan pewarna melalui injeksi akan mengganggu struktur ini, menyebabkan kerusakan dan pembusukan yang terlihat secara langsung.

“Secara logistik, proses penyuntikan satu per satu semangka memakan banyak tenaga kerja dan tidak efisien."

Hal ini memerlukan banyak waktu dan upaya, dan lokasi penyuntikan akan mudah terdeteksi, sehingga mengurangi kepercayaan konsumen dan daya jual buah tersebut.

Baca juga: Aktris Tiongkok Mao Xiaohui Minta Maaf Setelah dengan Kejam Dikecam karena Tidak Cukup Cantik untuk Sebuah Peran

"Selain itu, ketidakberlangsungan praktik tersebut secara ekonomi dibandingkan dengan metode pertanian yang modern dan efisien semakin menegaskan ketidakpraktisan praktik tersebut,” katanya.

Peran media sosial dan misinformasi dalam melanggengkan mitos keamanan pangan
Media sosial memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi yang salah tentang keamanan pangan di India, Singh sependapat.

“Platform seperti WhatsApp, Facebook , dan Instagram dapat memperkuat klaim yang belum terverifikasi, sehingga menyebabkan kepanikan dan kesalahpahaman yang meluas."

Baca juga: Alami Mutasi Genetik Kelelawar Buah Kebal Diabetes Meskipun Mengonsumsi Banyak Makanan Manis

Mitos tentang semangka yang diwarnai adalah contoh utama bagaimana cerita sensasional dapat menutupi fakta ilmiah.

Untuk lebih membedakan fakta dari fiksi, sarannya, konsumen harus mengandalkan sumber yang kredibel seperti laporan dari FSSAI, jurnal peer-review, dan pernyataan dari pakar pertanian.

Berpikir kritis dan memeriksa fakta sangatlah penting. Sumber daya dari organisasi terkemuka, seperti Dewan Penelitian Pertanian India (ICAR), dan situs web pengecekan fakta dapat memberikan informasi yang dapat diandalkan untuk melawan misinformasi. **