Helo Timor Leste

Suku Baduy Minta Pemerintah Indonesia Menghapus Sinyal Internet di Wilayahnya, Karena Alasan ini

Dodo Hawe - Ragam
Jumat, 16 Jun 2023 19:31
    Bagikan  
SEDERHANA
instagram

SEDERHANA - Suku Baduy dalam di Kabupaten, Lebak, Provinsi Banten, Indonesia dengan kehidupan sangat sederhana

HELOTIMORLESTE.COM - Jika kebanyakan warga minta jaringan internet, bahkan jaringan yang ada untuk diperkuat. Tidak demikan dengan Suku Baduy di wilayah Kabupaten, Lebak, Provinsi Banten, Indonesia ini.

Masyarakat Suku Baduy sudah bermusyawarah di antara Barisan Kolot di Baduy menyampaikan surat kepada Bupati Lebak Banten, hingga ke media.

Dua poin penting yang disampaikan dalam surat yang dikirim ke Bupati Lebak dari Lembaga Adat Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Dua alasan penting yang disampaikan oleh lembaga adat itu antara lain:

Poin pertama
Lembaga adat Baduy meminta penghapusan sinyal internet, atau mengalihkan pemancar sinyal (tower), ke lokasi lain.

Lembaga adat Baduy meminta, agar tower tidak diarahkan ke wilayah Tanah Ulayat Baduy dari berbagai arah.

Sehingga Tanah Ulayat Baduy menjadi wilayah yang bersih dari sinyal internet, hingga menjadi blankspot area internet.

Baca juga: Keunikan Festival Kopi di Lembah Colol Manggarai NTT, Menghadirkan Penerawang Profesional Hingga Pawang Hujan

Poin kedua
Lembaya adat Bay permohonan untuk membatasi, mengurangi atau menutup aplikasi, program dan konten negatif pada jaringan internet yang dapat mempengaruhi moral dan akhlak generasi bangsa.

Menurut informasi, di wilayah mereka sudah berdiri dua tower sinyal internet, tepatnya di Cijahe dan Sobang.

Sinyal internet tersebut, memancar ke wilayah Tanah Ulayat Bandung, selain ke luar Baduy.

Karena internet, kini generasi penerus Baduy bisa dengan mudah mengakses berbagai aplikasi dan konten negatif.

Untuk itulah Bartisan Kolot dari Lembaga Adat Baduy melakukan musyawarah hingga mengusulkan dua hal tadi.

"Itu sebagai upaya memperkecil pengaruh negatif dari internet," kata Kepala Desa Kanekes Saija.

Dikutip dari @net2netnews, hingga sejauh ini belum diketahui sikap resmi pemerintah atas usuan warga adat Baduy tersebut. (*)