HELOTIMORLESTE.COM - Pasar kopi organik didunia akan terus mengalami kenaikan, pada tahun 2022 lalu kebutuhan kopi organik dunia mencapai US$ 8,4 miliar, dan itu terus naik.
Menurut data analisa imarcgroup.com kebutuhan pasar akan terus naik hingga tahun 2028 hingga sebesar US$14,3 miliar.
Dari tahun 2023 hingga tahun 2028 kebutuhan akan terus tumbuh setiap tahunnya pertumbuhan pasar rata-rata per tahun sekitar 8,7 persen.
Seperti kita ketahui kopi organik saat ini merupakan minuman yang paling popular yang diproduksi tanpa menggunakan bahan kimia sintetis, pestisida dalam pemupukannya, untuk pertumbuhan kopi.
Baca juga: Manfaat Kopi dan Makan Pisang Pagi Hari Bisa Memberikan Mood Bosster yang Luar Biasa
Biji kopi yang dugunakan dalam produk kopi organik sepenuhnya merupakan organisme non-transgenik.
Produsen kopi organik secara keberlanjutan menjaga sumber daya terbarukan, dan menjaga kualitas tanah, air tanah dan udara.
Dalam beberapa tahun terakhir menurut analisa IMARC Group kopi organik mendapatkan popularitas yang luar biasa karena pergeseran prerensi konsumen terhadap makanan alami dan gaya hidup yang berkelanjutan.
Baca juga: Cara Menikmati Kopi Timor Leste Menggunakan French Press Agar Sempurna
Tren pasar kopi organik, menjadi daya tarik konsumen karena meningkatnya kesadaran tentang makanan dan minuman organik di seluruh dunia, salah satu faktor utama yang menodorong pertumbuhan pasar.
Bahkan menurut penelitian kopi organik terbukti menurunkan risiko kanker, menurunkan kadar gula, koleterol, meningkatkan kekebalan tubuh, memperlancar penurunan berat bandan hingga mencegahan penyakit saraf.
Bahkan kopi organik juga dikenal dapat menstabilkan radikal bebas berbahaya yang ada di dalam tubuh manusia, yang mampu menghambat kerusakan sel dalam skala besar.
Baca juga: Ekspor Kopi Timor Leste Nomor Tiga di China, Ungguli Australia, Jepang dan Inggris
Berbicara masalah kopi organik, Timor Leste salah satu negara yang memiliki banyak penghasil kopi yang ditanam secara liar dikawasan pegunungan di Timor Leste.
Sementara daerah pertanian kopi Timor Leste dapat ditemukan dibeberapa wilayah ini, seperti Ermera, Ainaro, Atsabe, Dukarai, Maubisse, Eileu, Manufahi dan Letefoho.
Secara umum kopi-kopi di Timor Leste dirawat secara tradisional, tanpa pengobatan kimia, namun dikembangkan secara tradisional.
Baca juga: Bisnis Kedai Kopi Di Kota Ternate, Maluku Utara Terus Tumbuh, Bagaimana Dengan Kota Anda?
Karena kopi Timor Leste dikumpulkan dari banyak perkebunan kecil, kopi ini ditawarkan sebagai kopi khusus meta-regional dalam pengertian yang paling terbatas.
Ada potensi kualitas karena varietas kopi lama ditanam di sini, tetapi pemisahan daerah atau petani tidak ada.
Dan ketika lot regional memang ada, mereka tidak berasal dari kelompok petani terlatih yang menanam, menggiling, dan mengeringkan kopi dengan standar tinggi dan seragam.
Baca juga: Menurut Studi, Kopi Dengan Pemanis Sedang Dapat Membantu Memperpanjang Usia
Sedangkan produksi kopi Timor Leste menurut Wakil Ketua Asosiasi Kopi Timor Leste (ACTL) produksin kopi di Timor Leste dari tahun ke tahun terus menurun, dampak dari pohon kopi yang semakin tua.
Produksi kopi setelah Timor Leste lepas dari Indonesia tahun 1999 produksinya bisa mencapai 12.00 ton kopi kulit merah.
Namun hingga tahun 2022 produksi terus menurun antara 6.000 hingga 9.000 ton per tahun, akibat pohon kopi yang sudah tua.
Seperti kita ketahui, sebagian besar pohon kopi di Timor Leste adalah merupakan hasil tanam dari nenek moyang mereka, dan belum banyak dilakukan penanaman kembali oleh Pemerintah.
Sementara untuk pengelolaan kopi di Timor Leste, diolah secara tradisional, tanpa menggunakan bahan-bahan lain.
Tradisi pengolahan Timor Leste adalah menggunakan pengolahan basah, tidak seperti daerah penghasil kopi di Indonesia seperti Sumatera dan Sulawesi yang secara historis digiling basah.
Baca juga: Rasa Unik Kopi Timor Leste, Disebabkan Karena Beberapa Faktor ini
Perbedaan antara yang dikupas basah dan yang diproses basah mungkin tampak sangat kecil perbedaan. Keduanya dipetik, dikupas kulitnya, difermentasi dan dicuci.
Perbedaannya adalah kopi yang dikupas basah dikeluarkan dari perkamen saat masih dalam kelembaban tinggi (25% atau lebih) kemudian dikeringkan di teras sebagai biji hijau terbuka. **