Helo Timor Leste

Bahan Baku dari Kayu Ramah Lingkungan, Perusahaan Tekstil Austria Investasi Rp 1,5 Triliun di Indonesia

Ugu - Ekonomi
Kamis, 28 Sep 2023 22:08
    Bagikan  
PERUSAHAAN TEKSTIL
seasianews.co

PERUSAHAAN TEKSTIL - Ilutrasi

HELOTIMORLESTE.COM - Sebuah perusahaan asal Ausria, Eropa, PT South Pacific Viscose (SPV), menginvestasikan dana dalam jumlah besar, yaitu sekitar US$100 juta atau setara dengan Rp1,5 triliun, di Indonesia.

Investasi ini diwujudkan melalui peluncuran produk terbaru mereka, Lenzing Ecovero. Sebagai salah satu produsen serat rayon terkemuka di dunia, PT SPV melakukan upaya teknologi yang signifikan dengan mengembangkan serat rayon viskosa yang memiliki dampak lingkungan yang lebih positif.

PT SPV merupakan anak perusahaan dari Lenzing Group, sebuah perusahaan yang dikenal sebagai salah satu produsen serat khusus terbesar di dunia dengan bahan baku kayu.

Baca juga: Ibu Dua Orang Anak Tewas setelah Operasi Pembesaran Payudara

Serat viscose yang diproduksi oleh mereka telah memenuhi standar sertifikasi EU Ecolabel yang diakui secara internasional dan menjadi produk pertama di Asia Tenggara yang memenuhi sertifikasi tersebut, demikian situs seasianews.co, mewartakan.

Merek Lenzing Ecovero sendiri diproduksi dengan prinsip keberlanjutan yang tinggi. Dalam proses produksinya, mulai dari tahap pengumpulan bahan baku, proses produksi, distribusi, hingga akhir siklus ketika produk dibuang, penggunaan energi fosil dan air dikurangi hingga 50 persen lebih rendah dibandingkan dengan serat viskosa generik.

Baca juga: Setelah Digerebek Warga Desa Tegalsari Memaksa Pria Ini Memakan Satu Lepek Cabe Merah

Produk berlabel Lenzing Ecovero telah diaplikasikan di berbagai produk tekstil, seperti kain tenun dan pakaian rajut di dunia fesyen, termasuk atasan modis, gaun, kaos, dan pakaian kasual.

Taufiek Bawazier, yang menjabat sebagai Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) di Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, mengungkapkan bahwa peningkatan investasi ini telah menciptakan lapangan kerja baru bagi sekitar 1.500 orang.

Baca juga: Menteri China yang Hilang Selingkuh dengan Presenter, Gunakan Ibu Pengganti di AS

Selain itu, beliau juga menyoroti potensi besar dari produk SPV ini jika mampu mendapatkan pangsa pasar di Eropa.

Hal ini diyakini akan memberikan dorongan yang signifikan terhadap ekspor produk industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia ke pasar global. Apalagi tren global saat ini menunjukkan kecenderungan yang kuat terhadap produk berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Baca juga: DXN Amankan Kesepakatan Stasiun Pendaratan Kabel Timor Leste Senilai $ 2,1 Juta

Pengembangan Lenzing Ecovero merupakan wujud nyata komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada sektor industri di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, sejalan dengan penerapan Roadmap Nol Emisi pada tahun 2060.

Langkah ini juga sejalan dengan program pemerintah yang tercantum dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional dan peta jalan Making Indonesia 4.0, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi serat sintetis dan membangun ekosistem produksi pakaian fungsional yang berkelanjutan.

Baca juga: SPC di Timor Leste Perkuat Komitmen Keamanan Hayati Regional

Di sisi lain, Sri Aditia, Presiden Direktur PT South Pacific Viscose, menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk bertransformasi menjadi perusahaan yang lebih ramah lingkungan dengan fokus pada produk yang dihasilkan.

Sebagai informasi tambahan, Industri Tekstil dan Produk Tekstil (ITPT) memegang peranan penting dalam mendukung perekonomian Indonesia, tidak hanya sebagai penyumbang devisa negara, tetapi juga sebagai sektor dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang cukup besar.

Baca juga: Taiwan Kutuk Pernyataan Bersama Timor Leste-China

Kementerian Perindustrian juga berkomitmen untuk memperkuat regulasi yang mendukung investasi dan mendorong transisi ke teknologi hijau.

Regulasi ini mencakup seluruh rantai produksi, dari hulu ke hilir, dengan tujuan untuk mencapai integrasi yang lebih baik. Selain itu, Kemenperin juga mendorong sektor industri untuk menghasilkan inovasi teknologi dan produk yang berkelanjutan. ***