Helo Timor Leste

Taiwan Kesampingkan Laporan Kapal Selam Nuklir China Tenggelam di Selat Taiwan

Satwika Rumeksa - Internasional
Kamis, 24 Aug 2023 15:37
    Bagikan  
Kapal Selam
Istimewa

Kapal Selam - Kapal selam bertenaga nukir China

HELOTIMORLESTE.COM - Laporan-laporan yang beredar menyebutkan bahwa kapal selam nuklir Tiongkok tenggelam di dekat Selat Taiwan yang disengketakan, para pejabat di Taiwan meremehkan laporan tersebut.

Laporan-laporan menyatakan bahwa kapal selam serang bertenaga nuklir milik Tentara Pembebasan Rakyat Tipe 093 (kelas Shang) mengalami kecelakaan besar, menewaskan semua orang di dalamnya.

Laporan tersebut muncul hanya beberapa hari setelah China meluncurkan latihan militer di dekat Taiwan yang dimaksudkan sebagai 'peringatan keras'.

Baca juga: Wow! Gali Freitas Dihargai 5 Juta Dollar oleh CEO PSIS Semarang, Silakan Kalau Ada Klub yang Mau

Belum ada konfirmasi resmi mengenai kecelakaan tersebut atau kematian para pejabat China di kapal tersebut.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Nasional Sun Li-fang mengatakan bahwa aparat intelijen dan pengawasan gabungan negara tidak mendeteksi bukti adanya kecelakaan kapal selam di Selat Taiwan pada hari Selasa, menurut Taipei Times.

Li-fang mengumumkan bahwa Kementerian Pertahanan Nasional dengan cermat memantau 'semua aktivitas maritim dan udara di sekitar Selat Taiwan'.

Selat Taiwan adalah bagian dari Samudra Pasifik sepanjang 180 kilometer yang disengketakan yang memisahkan daratan Tiongkok dan Taiwan.

Kapal selam Tipe 093, yang dikenal sebagai 'kelas Shang', memiliki bobot 6.096 ton saat terendam dan dapat mencapai kecepatan hingga 56 km/jam.

Kapal selam ini dapat menampung 100 awak dan jangkauannya tidak terbatas karena menggunakan tenaga nuklir, demikian menurut Naval News.

Insiden yang dilaporkan ini terjadi hanya beberapa hari setelah China melakukan latihan militer berskala besar di sekitar Taiwan.

Pekan lalu, sebuah divisi Tentara Pembebasan Rakyat China yang mengawasi Selat Taiwan merilis sebuah video yang tampaknya menunjukkan pasukannya sedang berlatih melakukan invasi pantai ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.

Baca juga: Beginilah Aksi Presiden Jokowi dan Filipus Nyusi Saat Saksikan 1500 Seniman di Festival Mozambik

Komando Teater Timur Angkatan Darat menerbitkan video tersebut, yang menampilkan montase tentara yang menyerbu pantai dan mengendarai tank di jalan tanah dengan diiringi lagu balada Tiongkok bergaya pedesaan.

Lagu yang ditampilkan dalam video dan unggahan WeChat yang menyertainya dipenuhi dengan lirik dan frasa yang menggugah seperti 'lewati gerbang kota dan tembok tinggi' dan 'tidak peduli seberapa gelapnya, jangan takut... kejar dan menangkan tahun-tahun yang hangat'.

Partai Komunis Tiongkok melihat Taiwan sebagai provinsi yang membangkang dan harus dikembalikan ke bawah kendali Beijing - sesuatu yang presiden otoriter Xi Jinping katakan bahwa dia bersedia melakukannya dengan paksa.

Namun, Partai Progresif Demokratik Taiwan yang terpilih tetap bersikukuh bahwa mereka memimpin sebuah masyarakat kapitalis yang memiliki pemerintahan sendiri, demokratis, dan mendapat dukungan besar dari rakyatnya.

Hal ini terjadi ketika Rusia dan Cina meluncurkan kapal perang untuk melakukan patroli di Samudra Pasifik dan melakukan pelatihan penyelamatan dan latihan untuk melawan serangan udara.

Video yang dirilis oleh kantor berita pemerintah Rusia, TASS, menunjukkan sembilan kapal besar berlayar dalam formasi berlian dengan para awak kapal yang berdiri di atas dek.

Baca juga: Video Salah Acting yang Spontanitas, Malah Bikin Artis Go Youn Jung Viral di Jagad Media

Latihan itu juga mencakup latihan 'pengisian cadangan bahan bakar oleh kapal dan pemindahan kargo saat dalam perjalanan', kata kementerian pertahanan, seraya menambahkan bahwa detasemen gabungan kapal telah menempuh jarak lebih dari 6.400 mil laut sejak dimulainya latihan.

"Detasemen kapal Angkatan Laut Rusia dan Angkatan Laut PLA saat ini beroperasi di perairan Laut Cina Timur," kata kementerian itu, mengacu pada Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.

"Selama periode ini, para pelaut kedua negara melakukan latihan anti-kapal selam, menangkis serangan udara dari musuh tiruan, melakukan pelatihan penyelamatan di laut, dan menyempurnakan keterampilan lepas landas dan mendaratkan helikopter di geladak kapal perang," bunyi pernyataan itu.