Helo Timor Leste

Indonesia Kalah Perang Melawan Timor Leste, Hadirnya Milisi Kontraproduktif

Minggu, 23 Jun 2024 17:01
    Bagikan  
Timor Leste
Freepik Carousel

Timor Leste - Ilustrasi Perang Timor Leste

Helotimorleste- Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo meluncurkan buku berjudul "Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste" pada Sabtu (22/6/2024). Buku ini menandai momen penting bagi Suryo, di mana ia menceritakan kisahnya selama bertugas di Timor Timur dari tahun 1997 hingga 1999, saat wilayah tersebut masih menjadi bagian dari Indonesia.

Lebih dari sekadar memoar, buku ini juga bertujuan untuk membuka ruang diskusi sejarah. "Sejarah lepasnya Timor Timur tidak diajarkan di sekolah dan militer," ujar Suryo dalam acara peluncuran yang diadakan di Beer Hall SCBD, Jakarta.

Baca juga: Tim Sepak Bola Timor Leste U-16 Siap Hadapi Tim Kuat di Piala AFF U-16 2024

Acara peluncuran ini turut dihadiri oleh Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS). Di kesempatan tersebut, Suryo berbagi kenangan tentang interaksinya dengan BJ Habibie, Presiden RI saat itu, ketika Timor Timur menghadapi referendum.

Suryo menceritakan bahwa ia pernah menemui Habibie ketika isu referendum mulai memanas di tahun 1997. Namun, saat itu, Habibie tidak memberikan konfirmasi resmi terkait kebenaran isu tersebut.

Baca juga: Cerdas Ini, Cetak Uang Palsu Rp 22 Miliar Tapi Tidak Diedarkan Jadi Lebih Aman, 4 Orang Tersangka

Ia juga menyinggung tentang kekalahan Indonesia di Timor Timur. Menurutnya, meskipun dalam pertempuran Indonesia tidak kalah, namun secara peperangan, Indonesia harus mengakui kekalahan yang berujung pada kemerdekaan Timor Timur menjadi Timor Leste.

Suryo juga mengkritik keberadaan milisi di Timor Timur yang dianggapnya kontraproduktif. "Kita tidak bisa merebut hati rakyat dan dunia," tegasnya, dikutip dari Kompas.

Selama bertugas di Timor Timur, Suryo pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur dan Wakil Komandan Satuan Tugas Indonesia Task Force (ITFET) sebelum Timor Timur diserahkan kepada perwakilan PBB.

Buku setebal 248 halaman ini tidak hanya berisi kisah pribadi Suryo, tetapi juga memuat berbagai dinamika yang ia saksikan di Timor Timur, mulai dari konflik fisik hingga dinamika politik dengan pemerintah pusat.

Suryo berharap buku ini dapat memperkaya diskursus seputar lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Buku ini juga dilengkapi dengan wawancara beberapa tokoh penting yang terlibat dalam peristiwa bersejarah tersebut, seperti Jenderal Wiranto (Panglima TNI saat itu), Makarim Wibisono (Utusan Tetap RI untuk PBB tahun 1999), Dewi Fortuna Anwar (Juru Bicara Presiden RI tahun 1999), dan Hendropriyono (mantan kepala BIN).

Peluncuran buku "Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste" merupakan langkah penting dalam upaya untuk memahami sejarah Timor Timur secara lebih komprehensif dan membuka ruang diskusi yang lebih luas tentang peristiwa tersebut.***