Helo Timor Leste

WHO Kelurkan Peringatan Jangan Pakai Rice Cooker, Dapat Sebabkan Kanker

Satwika Rumeksa - Ragam -> Kesehatan
Senin, 8 Jul 2024 21:10
    Bagikan  
Berbahaya
Istimewa

Berbahaya - Rice cooker dapat mengeluarkan bahan berbahaya saat pemanasan

HELOTIMORLESTE.COM - Rice cooker atau penanak nasi merupakan peralatan yang sangat dibutuhkan di setiap dapur rumah. Penanak nasi menyediakan metode memasak yang praktis dan menjadikan nasi yang lezat sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Namun, pernahkah Anda berpikir bahwa peralatan dapur yang tampaknya tidak berbahaya ini dapat membawa potensi ancaman yang terkait erat dengan kanker hati? Sebuah laporan penting yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan bahwa rice cooker dapat melepaskan zat karsinogen yang disebut akrilamida selama proses pemanasan, yang berpotensi membahayakan hati.

Begitu berita itu tersebar, hal itu menarik perhatian dan kekhawatiran global. Sudah waktunya untuk menyelidiki seluk-beluk masalah ini dan melihat apakah alat biasa di meja makan kita ini benar-benar berbahaya seperti yang dikabarkan.

1. Mengungkapkan penemuan ilmiah

Pada tahun 2002, seorang ilmuwan Tiongkok bernama Wang Ming melakukan percobaan yang mengejutkan di laboratoriumnya di Universitas California, Berkeley. Ia menemukan bahwa ketika penanak nasi memanaskan nasi, zat karsinogen yang kuat, akrilamida, akan diproduksi. Zat ini dianggap sebagai penyebab kanker hati, tetapi keberadaannya dalam penanak nasi mengejutkan semua orang.

Wang Ming tidak melakukan percobaan untuk mengungkap rahasia penanak nasi, tetapi penemuannya membawanya ke penelitian mendalam tentang peralatan dapur yang tampaknya sederhana ini.

Baca juga: Perpindahan Ibu Kota ke IKN Bisa Molor Sampai Setelah Oktober 2024

2. Penemuan yang tidak biasa

Melalui serangkaian percobaan dan penelitian, para ilmuwan telah mengungkap bagaimana akrilamida diproduksi selama proses pemanasan penanak nasi. Ternyata ketika penanak nasi memanaskan nasi, pati dan asam amino mengalami perubahan kimia yang disebut reaksi Maillard, dan proses ini merupakan tempat berkembang biaknya akrilamida. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa senyawa ini bukanlah produk alami, melainkan zat sintetis yang umum ditemukan dalam industri.

Hal ini menyebabkan adanya pemeriksaan ulang terhadap peran penanak nasi dalam pola makan kita.

3. Konfirmasi bahaya secara eksperimental

Untuk memverifikasi apakah akrilamida yang diproduksi dalam penanak nasi menimbulkan ancaman bagi tubuh manusia, para ilmuwan telah melakukan sejumlah besar percobaan. Mereka memasak nasi dengan berbagai jenis, kadar air, dan waktu, mengukur kadar akrilamida, dan memasukkannya ke dalam tubuh tikus. Hasilnya mengejutkan. Hati tikus menunjukkan kerusakan dan pembengkakan yang signifikan, dan beberapa bahkan menunjukkan tanda-tanda kanker hati. Rangkaian percobaan ini membuktikan bahwa akrilamida dalam penanak nasi menyebabkan kerusakan serius pada organisme hidup.

4. Sebuah seruan mengejutkan global

Wang Ming dan mentornya menyerahkan hasil penelitian ini ke Organisasi Kesehatan Dunia, yang menyebabkan guncangan global. WHO mendesak konsumen di seluruh dunia untuk berhenti menggunakan penanak nasi dan beralih ke metode memasak yang lebih aman. Seruan tersebut memicu kepanikan yang meluas tentang penanak nasi, dengan banyak keluarga membuang alat dapur umum itu dan beberapa bahkan mulai menghindari makan apa pun yang mengandung pati.

5. Pilihan Rasional

Namun, apakah kita benar-benar perlu memiliki rasa takut yang kuat terhadap penanak nasi dan makanan bertepung?

Dalam studi mendalam tentang masalah ini, kami menemukan beberapa cara untuk menghindari potensi bahaya. Pertama-tama, kita dapat memilih beras dengan varietas yang lebih longgar dan lebih banyak air, dan merendamnya dengan benar sebelum dimasak untuk mengurangi konsentrasi pati dan asam amino.

Kedua, kendalikan waktu pemanasan dan suhu penanak nasi untuk menghindari panas berlebih atau pengawetan panas. Terakhir, dengan menambahkan beberapa makanan yang kaya antioksidan selama proses memasak, seperti jus lemon, teh, dll., produksi akrilamida dapat dikurangi secara efektif. Metode-metode ini dapat memastikan sampai batas tertentu bahwa kita dapat mengendalikan potensi ancaman bagi tubuh sambil menikmati makanan lezat.

Baca juga: Potensi Ekonomi Sektor Pertanian di Sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN)

Jangan Panik

Di balik krisis ini, kita tidak perlu terlalu panik atau bersikap terlalu ekstrem. Penanak nasi dan makanan bertepung bukanlah zat karsinogenik mutlak, tetapi akan diproduksi dalam kondisi tertentu.

Akrilamida. Selama kita mengambil beberapa langkah yang wajar untuk mengendalikan asupan akrilamida, kita masih dapat menikmati makanan lezat dengan tenang dan melindungi hati serta kesehatan kita secara keseluruhan. Memilih jenis yang tepat, menguasai waktu dan suhu memasak yang tepat, dan menambahkan beberapa makanan kaya antioksidan adalah tindakan praktis yang dapat kita lakukan.

Meskipun penanak nasi berpotensi berbahaya, melalui eksplorasi ilmiah dan tindakan pencegahan yang wajar, kita dapat terus menikmati makanan yang indah dan aman di meja makan.

Dalam kehidupan kita, penanak nasi merupakan "alat bantu yang baik di dapur" yang tidak kita ketahui, dan kemunculannya telah menambah kemudahan dalam kehidupan kita. Namun, ketika kita benar-benar memahami kisah ilmiah di baliknya, kita tidak dapat tidak mulai memeriksa kebiasaan makan kita dan mengadopsi metode ilmiah untuk melindungi kesehatan fisik kita. Mari kita temukan keseimbangan antara kelezatan dan kesehatan, dan sambut kehidupan yang lebih memuaskan.**