Helo Timor Leste

Empat Warga Timor Leste Diamankan di Belu Mengaku Beli Sepeda Motor, Apa Lebih Murah di Banding Timor Leste?

Sabtu, 14 Oct 2023 10:56
    Bagikan  
WNTL
rri indonesia

WNTL - Empat Warga Negara Timor Leste (WNTL) diamankan Polres Belu karena masuk ke wilayah Indonesia tanpa dokumen resmi keimigrasikan.

HELOTIMORLESTE.COM - Empat warga Timor Leste diamankan tim gabungan Polres Belu dan Imigrasi Atambua, Belu, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), karena kedapatan memasuki wilayah secara ilegal.

Keempat warga Timor Leste itu diketahui memasuki wilayah Indonesia tanpa dilengkapi dengan kokumen antar negara.

Mereka adalah Martinho Amaral (29), Donato Paulo De Neri (20), Yoseph Paulo De Neri (28) dan Yoseph Sacarias Leto.

Baca juga: Begini Kronologi Kecelakaan WNTL di Korsel, Ternyata Pekerja Ilegal yang Mengonsumsi Alkhohol

Menurut Kapolres Belu, AKBP Richo Nataldo Devallas Simanjuntak Penangkapan tersebut bermula dari anggota intel Polres Belu, yang mendapat informasi dari pihak Imigrasi.

"Diketahui ada 4 WNA yang masuk ke Indonesia tanpa dokumen resmi. Dari informasi yang didapat, keempat orang tersebut sedang berada di Showroom Hello Kitty Atambuar," ujar Kapolres.

Keempat warga Timor Leste diketahui berasal dari warga Subdistrik Tilomar, Distrik Kobalima yang masuk wilayah Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, NTT merea menerobos ke wilayah Indonesia pada Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Penangkapan Ikan Ilegal, Dikeluhkan Kementerian Perikanan Pertanian Kehutanan dan Perikanan Timor Leste

Menurut Kapolres Belu setelah dilakukan pemeriksaan ternyata ke empat WNA itu tidak memiliki dokumen resmi keimigrasian.

Diketahui keempat warga Timor Leste ini nekat masuk ke Indonesia melalui jalan tikus wilayah Fatumean, Distri Kovalima yang merupakan perbatasan dengan wilayah Laktutus, Kecamatan Nanaet Duabesi, Kabupaten Belu.

Mereka nekat masuk ke wilayah NTT dengan tujuan untuk membeli sepeda motor yang nantinya akan dibawa secara ilegal menuju Timor Leste.

Baca juga: Gelar Salat Goib, Delapan Penambang Dinyatakan Hilang Semingu Terjebak di Tambang Emas Ilegal Banyumas

Dalam pemeriksaan petugas keempat Warga Negara Timor Leste (WNTL) itu setelah masuk melalui jalur tikus wilayah Laktutus kemudian menggunakan jasa ojek motor menuju Atambua.

Sesampai di Atambua mereka keliling kota, mencari makan dan kemudian menginap di Hotel Paradiso, di Atambua.

Dikatakan mereka berempat masuk ke wilayah kita sejak hari Selasa dengan tujuan utama jalan-jalan sekalian membeli sepeda motor untuk di bawa ke tempat tinggal mereka di Timor Leste.

Baca juga: Timor Leste dan Portugal Bergabung untuk Memerangi Imigrasi ilegal

Salah satu WNTL, Yoseph Pauli de Neri mengatakan ia mengaku sudah dua kali keluar masuk melalui jalur yang sama.

Bahkan sebelumnya mereka berhasil memba sepeda motor, ke Timor Leste yang diduga untuk akan dijual lagi di negaranya dengan harga yang lebih murah.

Menurut informasi harga sepeda motor baru di Timor Leste contohnya Hoda Beat harganya bisa mencapai 1.500 hingga 1.700 dollar  atau sekitar Rp21 - 24,6 juta dengan kurs Rp14.500 per 1 Dollar.

Seperti kita ketahui Timor Leste hingga saat ini untuk transaksi warga di sana masih menggunakan mata uang dollar Amerika, sedangkan untuk mata uang lokal Timor Leste yang disebut Centavos hanya tersedia untuk recehan atau pecahan di bawah 1 dollar saja.

Baca juga: Pelabuhan Tibar Kota Dili Catatkan Pendapatan Bea Cukai Sebesar 60 Juta Dollar Lebih, Pada Semester Pertama 2023

Namun dalam aksinya kali ini mereka ketahuan dan kemudian tertangkap oleh tim gabungan kepolisian imigrasi Indonesia.

Atas tindakannya ini, ke empat WNTL akan diproses sesuai undang-undang keimigrasian Indonesia dengan harapan mereka akan segera dideportasi kembali ke negaranya.

Kepalres Belu mengatakan keempatnya WNTL serahkan dalam keadaan aman dan sehat yang ditandai Berita Acara Penyerahan untuk diproses sesuai Undang-undang Keimigrasian Indonesia.

Baca juga: Peredaran Tembakau Ilegal di Timor Leste, Seluruhnya Didatangkan dari Indonesia

Mudah-mudahan secepatnya yang bersangkutan di deportasi kembali ke negaranya.

"Keberhasilan ini merupakan bukti sinergi Polres Belu dan Imigrasi dalam menjaga kedaulatan NKRI dari berbagai bentuk pelanggaran hukum di wilayah perbatasan," ucap Kapolres Belu.

Terkait dengan kejadian tersebut, Kapolres Belu menginstruksikan jajarannya untuk meningkatkan pengawasan di setiap pintu perbatasan khususnya di lokasi yang dinilai menjadi jalan tikus masuknya pelintas batas ilegal.

Baca juga: Pelajaran Buat Kita! Pekerja Migran Ilegal di Taiwan Meninggal Dunia, Gagal Dibawa Pulang

Salah satunya adalah dengan meningkatkan patroli bersama di masing-masing wilayah perbatasan khususnya di tempat-tempat atau lokasi yang sering terjadinya lintas batas ilegal.

Khusunya dalam upaya pencegahan terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan menjelang tahapan inti Pemilu 2024.

"Tentu disini kita tak ingin kecolongan dengan tindakan atau aksi yang dapat menggangu stabilitas keamanan selama proses pemilu nantinya sehingga pengawasan khususnya di pintu-pintu perbatasan perlu kita optimalkan," ujar Kapolres.

Baca juga: Bus Antar Lintas Batas Negara Kupang-Dili Tak Layani Penumpang Turun di TTU dan Belu Turun di TTU dan Belu

Kini pihak Polres Belu akan melakukan terus melakukan monitoring dan maping diperbatasan kedua negara khususnya di tempat-tempat atau lokasi yang sering terjadinya lintas batas ilegal.

"Termasuk melaksanakan patroli bersama rekan-rekan Satgas Pamtas dan Brimob di titik-titik yang kita nilai menjadi jalan tikus masuknya pelintas batas ilegal," tambahnya.

Kapolrespun beharap rekan-rekan dari Timor Leste yang bertugas di perbatasan juga harus melakukan hal serupa sehingga situasi kamtibmas akan terus kondusif sebelum, selama dan sesudah Pemilu 2024. **