Helo Timor Leste

Amerika Serikat Ucapkan Selamat Atas Pemilu di Indonesia

Satwika Rumeksa - Internasional
Kamis, 15 Feb 2024 12:26
    Bagikan  
Surat Suara Rusak
Pca

Surat Suara Rusak - Anggota KPU Jatim, Miftahul Rozak (Tiga dari Kanan) saat memusnahkan surat suara rusak di Kabupaten Mojokerto.

HELOTIMORLESTE.COM - Seiring berakhirnya pemungutan suara pemilu di Indonesia, Departemen Luar Negeri AS mengucapkan selamat atas kuatnya partisipasi rakyat dalam pemilu kali ini.

“Pemungutan suara ini merupakan bukti ketangguhan dan kuatnya komitmen masyarakat Indonesia terhadap proses demokrasi dan lembaga pemilu,” kata Juru Bicara Deplu AS Matthew Miller melalui pernyataan tertulis, Rabu (14/2).

Amerika Serikat masih menantikan pengumuman resmi hasil pemilu dari Komisi Pemilihan Umum. Siapa pun yang nantinya terpilih sebagai presiden, Amerika Serikat siap bekerja sama untuk mengatasi tantangan bersama, termasuk dalam isu perubahan iklim, memastikan kemakmuran dan keamanan Indo-Pasifik, serta menjaga stabilitas internasional.

Baca juga: 1.200 Pelanggaran Ditangani Bawaslu, Pelenggaran Etik Dilakukan Penyelenggara Pemilu Indonesia

Tahun ini, Amerika Serikat dan Indonesia merayakan 75 tahun hubungan diplomatik keduanya. Washington dan Jakarta juga baru meningkatkan hubungan mereka menjadi mitra strategis komprehensif, tingkat kemitraan tertinggi dengan AS sebelum menjadi sekutu.

“Bersama dengan pemerintahan Indonesia yang baru, kami akan berupaya mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi warga negara kami dan mengatasi tantangan paling mendesak pada abad ke-21,” pungkas Miller.

Sehari sebelumnya, dalam jumpa pers di Gedung Putih, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby berharap pemilu di Indonesia berjalan secara bebas dan adil.

“Kami ingin aspirasi dan suara rakyat Indonesia penuh makna. Negara ini adalah negara demokrasi yang sungguh dinamis,” ungkap Kirby.

Pendapat Pengamat Politik Jerman

Sementara itu, pengamat politik dari Jerman Timo Duile berpendapat, biar bagaimana pun pemilu ini merupakan salah satu contoh pemilu yang secara formal demokratis, tapi demokrasi sendiri tidak memberi alternatif ideologis, demikian menurutnya.

”Salah satu masalah besar adalah bagimana institusi politik yang harusnya netral dalam kampanye diperalat secara sistematis untuk kepentingan paslon-paslon.

Baca juga: The Indonesia Institute Serukan Dugaan pelanggara Pemilu di Indonesia Harus Ditindaklanjuti

Ini tugas untuk tahun-tahun di depan adalah memperkuat institusi politik supaya tidak tergantung kepada jaringan-jaringan elite, dan membangun partai dan calon yang menjadi alternatif, supaya benar-benar ada pilihan,” tandasnya.

Menanggapi hasil pemilu 2024, pengamat lingkungan Prigi Arisandi berujar, kualitas presiden ditentukan oleh kualitas rakyatnya, semua warga negara harus bisa menerima dan perlu menyusun agenda baru untuk bangkit,

”Dibutuhkan dua periode untuk membangun kembali demokrasi Indonesia, memberikan pendidikan politik dan mewujudkan rakyat indonesia yang lebih kritis dan terdidik sehingga akan diperoleh pemimpin yang berkredibilitas,” pungkasnya.**