Helo Timor Leste

Dinas Kesehatan Sebut Kasus Demam Berdarah di Kota Dili pada Januari Mencapai 46 Kasus, Masyarakat Timor Leste Tetap Waspada

Dodo Hawe - Ragam -> Kesehatan
Jumat, 19 Jan 2024 19:17
    Bagikan  
DB
halodoc

DB - Gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang membuat seseorang mengidap kasus Demam Berdarah

HELOINDONESIA.COM - Masyarakat harus waspada terkait munculnya kasus demam berdarah yang terjadi di Kota Dili, Timor Leste.

Berdasarkan data statistik dari Dinas Kesehatan Kota Dili (SSM) pada bulan Januari 2024 ini kasus demam berdarah tercatat 46 kasus.

Meski demikian dari jumlah kasus tersebut, sebagian besar sudah sembuh dan telah meninggalkan rumah sakit maupun puskesmas seperti Sentru Saude Vera Cruz.

Posko administrasi dengan jumlah kasus tertinggi dilaporkan adalah kawasan Dom Aleixo dan Kristu Rei, Kota Dili yang terdeteksi melalui layanan pengawasan kesehatan setempat.

Baca juga: Krisis Obat-obatan di Timor Leste Segera Teratasi, Begini Penjelasan Menteri Kesehatan Elia dos Reis Amaral

Informasi tersebut disampaikan Direktur Pelayanan Kesehatan Kota Dili, Augustina Segurado kepada wartawan di Bairu Formoza, Kota Dili, seperti dilansir stlnews.co, Jumat (19/1/2024).

Segurado mengatakan Dinas Kesehatan telah melakukan intervensi terhadap kasus demam berdarah termasuk tindakan fumigasi atau pengasapan untuk membunuh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

"Kegiatan pengasapan massal di beberapa wilayah sudah kami lakukan, namun tidak mencakup wilayah yang ada di puncak gunung, Hera dan Metinaro," ujarnya.

Baca juga: Kementerian Kesehatan Menjamin Ketersediaan Obat-obatan di Seluruh Layanan Kesehatan Timor Leste

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1 hingga 16 Januari 2024, dan cakupannya terus diperluas hingga mencakup seluruh wilayah Ibu Kota Dili.

Namun demikan masih ada beberapa komunitas, institusi, supermarket, dan sekolah yang tidak bersedia dilakukan pengasapan itu.

Agustina mengatakan tindakan fumigasi (pengasapan) karena alasan mereka sendiri, terutama di tengah masyarakat dengan jumlah anak kecil yang banyak.

Baca juga: Pengukuran Menggunakan BMI untuk Kesehatan Tidak Akurat, Ada Alternatif Lain

Di beberapa desa sesuai daftar yang diberikan, ada tim desa yang tidak mampu melakukan penyemprotan seperti di Manleuana dan sebagian pegangan rama, namun tetap prioritaskan.

"Jika ada kasus yang terdeteksi maka akan ada penyuluhan di wilayah yang belum diberikan kartu untuk survei yang telah dilakukan," jelas Agustina.

Dijelaskan bahwa untuk langkah berikutnya intervensi kasus demam berdarah dari Dinas Kesehatan adalah menggerakkan tim dari posko 4 di Dili dari Puskesmas 4 sedang melakukan survei jentik di beberapa rumah.

Baca juga: Misteri Virus China Membuat Ahli Kesehatan di Seluruh Dunia Panik

Mereka memulainya pada tanggal 8 Januari 2024 dan berulang kali kembali ke rumah-rumah yang telah disemprot.

Mereka ingin mempertimbangkan untuk kembali ke rumah-rumah warga untuk menutup tangki lebah mereka guna membantu drainase air hujan.

Kemudian mereka juga perlu mencuci tangki-tangki mereka untuk menghentikan penularan yang berasal dari telur agar tidak menjadi nyamuk. **