HELOINDONESIA.COM - Angin kencang dengan intensitas tinggi menerjang 21 rumah dan 2 Unit Kepolisian Negara (UNP), termasuk satu kapel, di Desa Mulo dan Tatiri, Pos Administrasi Hato-builico, Kota Ainaro, Jumat (29/1/2024).
Kepala Desa Mulo, Fidencio Pacheco menjelaskan angin kencang terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari dan menyebabkan 10 rumah rusak, termasuk satu kapel di Dare Ainaro.
"Angin kencang yang terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari berdampak pada 21 rumah dan kantor UNP 1, termasuk satu kapel berlangsung selama 6 jam saat warga sedang terlelap tidur," kata Kepala Desa Mulo Fidencio Pacheco, Jumat (25/01/20).
Baca juga: Gawat! Banjir di Manufahi Timor Leste, Rumah Dikosongkan, Petugas Evakuasi Warga
Ketua Nunumoge, Hilario, menginformasikan melalui telepon kepada lianorluli.news di Posko Administrasi Hatobulico, Ainaro, satu komunitas yang memiliki 1 rumah, termasuk UNP 1.
"Data sementara yang kami miliki di posko Hatobulico, di satu komunitas, hanya satu kantor UNP yang terkena dampak angin kencang itu," kata Ketua Nunumoge Hilario.
Sementara seorang korban angin kencang, Rosa Freitas merasa sedih karena rumahnya rusak akibat angin kencang itu, sehingga ia meminta pemerintah memberikan perhatian terhadap para korban bencana ini.
"Rumah saya hancur diterpa angin, saya kurang percaya tapi ini bencana alam, saya tetap meminta pemerintah memperhatikan saya," kata korban Rosa.
Selain itu, Kepala Desa Tatiri, Guilherme Alves juga mengatakan angin kencang juga berdampak pada 10 rumah komunitas lainnya, termasuk kapel dan perkebunan pertanian seperti jagung dan tanaman lainnya rusak.
Menurut Guilherme, kerusakannya sangat besar, beberapa rumah hancur total dan beberapa perkebunan, seperti jagung dan tanaman lainnya, rusak parah.
Situasi iklim di Kota Ainaro dihadapkan pada angin kencang yang juga berdampak pada akses masyarakat terhadap energi elektrifikasi selama dua hari menjadi terganggu.
Terkait kejadian ini, wartawan di sana juga telah mencoba melakukan konfirmasi ke Dinas Perlindungan Sipil Kota Ainaro, namun belum bisa memberikan keterangan resmi karena tim survei masih di lapangan mendata korban terdampak. **