Helo Timor Leste

Beginilah Wajah Yesus Menurut Penggambaran AI Berdasar Kain Kafan dari Turin

Satwika Rumeksa - Ragam
Jumat, 29 Sep 2023 21:35
    Bagikan  
Yesus Menurut AI
photo credit: Midjourney

Yesus Menurut AI - Beginilah teknologi AI menghasilkan gambar berdasar Kain Kafan Turin

HELOTIMORLESTE.COM - Kecerdasan Buatan menggunakan Kain Kafan Turin, sebuah peninggalan Katolik, untuk menunjukkan gambaran seperti aslinya tentang bagaimana rupa Yesus.

Kain Kafan Turin adalah kain linen sepanjang 14 kaki yang memiliki gambar samar seorang pria di bagian depan dan belakangnya dan dianggap sebagai peninggalan suci oleh anggota Gereja Katolik karena banyak yang percaya bahwa kain kafan tersebut adalah kain kafan pemakaman yang digunakan untuk membungkus tubuh Yesus dari Nazaret setelah penyaliban.

Gambar pria di kain kafan tersebut diyakini sebagai gambar Yesus yang tercetak secara ajaib dan berkat AI seperti Midjourney, teknologi dapat menggunakan gambar tersebut untuk menghasilkan penggambaran Yesus yang mirip dengan aslinya.

Baca juga: Tiga Perampok Beraksi di Minimarket Bekasi, Lumpuhkan Penjaga dan Bongkar Brankas Rp 157 Juta

Gambar yang dihasilkan oleh AI tersebut menunjukkan seorang pria berambut panjang dan berjanggut dengan mata terbuka dan menatap langsung ke luar.

Bagian atas tubuhnya juga terlihat dan dia mengenakan apa yang tampak seperti jubah sederhana.
Sejarah Kain Kafan Turin sangat rumit dan penuh misteri serta kontroversi.

Sejarah yang terselubung
Ada banyak laporan tentang kain kafan penguburan Yesus atau gambar kepalanya yang tidak diketahui yang dihormati di berbagai lokasi di seluruh Eropa sebelum abad ke-14, namun tidak ada bukti sejarah yang dapat diandalkan untuk membuktikan bahwa ini adalah Kain Kafan Turin.

Kain Kafan Turin

Sebuah kain pemakaman, yang menurut beberapa sejarawan adalah kain kafan, dimiliki oleh kaisar-kaisar Bizantium namun lenyap saat terjadi peristiwa Sack of Constantinople pada tahun 1204. Para sejarawan menyebutkan bahwa Ordo Ksatria Templar memiliki peninggalan yang menunjukkan gambar seorang pria berjanggut di atas kain linen atau katun.

Baca juga: Ramos Horta: Timor Leste Tidak akan Menjalin Hubungan militer dengan China, Australia dan Indonesia Bisa Tidur Nyenyak

Sejarah terdokumentasi kain kafan ini dimulai pada tahun 1353 ketika dipajang di sebuah gereja perguruan tinggi di desa Lirey, Prancis. Uskup Troyes, Pierre d'Arcis, yang memiliki yurisdiksi atas gereja di Lirey, mengecam kain kafan tersebut sebagai kain kafan palsu.

Pada tahun 1390, uskup tersebut menulis surat kepada Paus Klemens VII, menyatakan bahwa kain kafan tersebut merupakan pemalsuan yang dirancang untuk mengeruk uang dari orang-orang percaya yang datang untuk melihat relik tersebut.

Pada tahun 1453, kepemilikan kain kafan tersebut berpindah tangan ke Wangsa Savoy. Kain kafan tersebut mengalami kerusakan akibat kebakaran di sebuah kapel di Chambéry, ibu kota Savoy, pada tahun 1532 dan para biarawati dari Ordo Saint Clare berusaha memperbaikinya dengan tambalan.

Pada tahun 1578, Adipati Savoy memindahkan kain kafan tersebut dari Chambéry ke Turin, di bagian utara. Italia, dan tetap berada di sana sejak saat itu. Kain kafan tersebut disimpan di Kapel Kain Kafan Kudus di Katedral Turin.**