HELOTIMORLESTE.COM - Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta menyebutkan jika Timor Leste memiliki anggaran yang cukup untuk menjami stock pangan untuk rakyat Tomor Leste.
Untuk itu Presiden Horta meminta kepada Pemerintah agar menjamin stok beras agar masyarakat tidak mengalami kelaparan.
"Pemerintah untuk menjami stok beras agar masyarakat tidak kelaparan ketika harga beras melonjak," kata Presiden Horta seperti dilaporkan kantor berita Tatoli, Kamis (10/8/2023).
Melihat situasi dunia seperti ini, pemerintah harus berfikir apa yang harus segera dilakukan.
Horta mengingatkan jika selama 20 tahun terakhir pemerintahan Timor Leste tidak memiliki kebijakan politik yang baik dan berfokus pada bidang pertanian.
Menurutnya selama ini Presiden Ramos Horta sudah sering mengatakan terkait masalah itu, untuk itu pemerintah harus segera melangkah terkait masalah pangan.
Lebih jauh Presiden Horta mengatakan jika Timor Leste saat ini memiliki simpana dana perminyakan yang sekarang berjumlah US $18 miliar.
Untuk itu, Ramos Horta mengingatkan agar pemerintah segera memberikan perintah kepada otoritas Kementerian untuk mencari bahan pangan.
"Pemerintah harus memberikan perintah kepada otoritas kementerian untuk mencari beras dan makanan lainnya di dunia, agar masyarakat tidak mengalami kelaparan," kata Ramos Horta.
Sepertinya Presiden Ramos tidak ingin kejadian tahun 2009 kembali terulang di Timor Leste.
Dimana terjadi krisis pangan dan pemerintah memberikan subsidi beras kepada rakyat.
Presiden Ramos Horta kembali mengingatkan jika India sebagai negara terbesar penghasil beras di dunia, kini tidak ingin menjual berasnya di pasar ekspor dunia.
Baca juga: Pasar Beras Timor Leste Didominasi Beras Vietnam dan India, Petani Hanya Mampu Produksi 86 Ribu Ton
Akibatnya Vietnam dan Thailand kini kembali bernegoisasi dengan banyak negara di dunia.
Untuk itu Pemerintah Timor Leste harus memberikan perhatian penuh terkait subsidi beras dengan harga di pasaran dalam negeri.
Sepertin kita ketahui sejak 20 Juli 2023 dikabarkan India telah menghentikan ekspor beras untuk pasaran dunia.
Tahun lalu ekspor beras ke negara-negara didunia mencapai 22 juta ton beras, setidaknya ke 140 negara, merupakan sekitar 40 persen dari perdagangan sereal global.
Baca juga: Acara Pertunangan Berasa Pernikahan Lucinta Luna- Artem Boltian di Hotel Pullman Kuta Beach
Selain dipicu perang Ukraina dengan Russia krisis pangan di dunia juga terjadi, khususnya di India akibat terjadinya dampak cuaca buruk.
Harga beras dunia melinjak kelevel lebih tinggi dalam satu dekade hingga mencapai kenaikan sebesar 14 persen sejak Juni 2023 lalu.
Sementara dalam beberapa bulan terakhir terjadinya hujan deras dan banjir di India Utara, yang telah merusah banyak persawahan.
belum lagi terjadinya kenaikan harga pupuk, dan bahan bakar yang juga menebabkan terjadinya kenaikan biaya produksi beras. **