Helo Timor Leste

Kasus Proyek Kapal Haksolok di Portugal, Timor Leste Diminta Membayar 14 Juta Dollar, Xanana Putuskan Audit Internasional

Dodo Hawe - Nasional
Kamis, 30 May 2024 09:30
    Bagikan  
PELUNCURAN
tangkapan layar

PELUNCURAN - Kapal Haksolok saat peluncuran pada 26 Mei 2017 di Kota Figuerra da Foz, Potugal

HELOTIMORLESTE.COM - Proyek Kapal Haksolok pesanan Daerah Administratif Khusus Oecusse Ambeno (RAEOA) Timor Leste masih terkatung-katung hingga saat ini.

Bahkan kabar terakhir seperti diungkapkan Presiden RAEOA, Rogerio Lobato pemerintah RAEOA Timor Leste diminta untuk membayar US$14 Juta Dollar.

"Uang dari Timor bukan untuk membayar utang, melainkan untuk menangkap ikan dengan jaring. Namun sekarang mereka menuntut empat belas juta dolar lagi," kata Regerio Labato kepada wartawan di Gedung Parlemen Nasional Timor Leste, Rabu (29/5/2024).

Baca juga: Terkait Kapal Haksolok, PM Xanana Siap Bertanggungjawab Jika Terjadi Inkonsisten

Namun menurut Presiden RAEOA, Rogerio Lobato bahwa PM Kayrala Xanana Gusmao telah memutuskan untuk melakukan audit internasional terhadap proyek Haksolok.

"Dan jika hasilnya positif, akan membawa kebahagiaan bagi masyarakat rayat Timor Leste," kata Rogerio Lobato.

Dikatakan Presiden RAEOA meski menjabat sebagai Presiden RAEOA, ia tidak bisa mengambil keputusan secara sepihak terkait proyek kapal Haksolok itu.

Terkait proyek kapal itu dirinya harus berkonsultasi dengan Perdana Menteri dan sudah diputuskan untuk melakukan audi internasional terkait proyek kapal Haksolok.

Baca juga: Proses Konstruksi Kapal Haksolok Akan Selesai November 2023, Dilakukan Tes Sebelum Dikirim ke Timor Leste

"Saya harus berkonsultasi dengan PM dan memutuskan bahwa kita harus melakukan audit internasional terhadap Haksolok," ungkapnya.

Diharapkan dari hasil audit internasional itu akan memberikan hasil positif bagi masyarakat Timor-Leste (TL), karena masyarakat Timor tidak begitu mengetahui proyek Haksolok, kebenaran tentang proyel Haksolok.

Dia pun kemudian menjelaskan jika sejarah Haksolok suram, harus membayar perusahaan Portugis terlebih dahulu, yang seharusnya sah, membuat perusahaan itu bangkrut, dan memiliki banyak hutang ke bank di Portugal.

Baca juga: Baron Oil akan Berganti Nama Menjadi Sunda Energy Seiring Kemajuan Proyek Gas Timor Leste

Dan lebih parahnya lagim, menurut informasi yang diperoleh Presiden REAOA galangan kapal Figueira da Foz ini bukan milik swasta melainkan milik Negara Portugal sendiri.

"Kami mendapat informasi bahwa permasalahan sebenarnya eskalator raksasa ini bukan milik pribadi, melainkan milik negara Portugal. Namun kami memerlukan audit untuk memverifikasi kebenarannya," imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya Kapal Haksolok telah diresmikan pada 26 Mei 2017 di Kota Figuerra da Foz, Portugal, saat itu Mari Alkatari, mantan perdana menteri Timor Leste, yang menjabat sebagai Presiden REAOA, berada di sana.

Baca juga: Timor Leste Menghadapi Masalah Besar Hilangnya Spesies Binatang Langka Jika Warga Tidak Menjaganya

Rencananya kapak akan tiba bulan Oktober 2017, namun karena ada masalah pelik diperusahaan itu menyebabkan kapal tidaik pernah bersandar di Pelabuhan Dili, Timor Leste.

Hingga kabar terakhirnya kini Kapal Haksolok sudah mendekati penyelesaian, sehingga tidak lama lagi kapal akan tiba di Timor Leste, setelah progres pembuatannya tertunda beberapa tahun.

Proyek pembangunan Kapal Haksolok sendiri menghabiskan anggaran senilai 13,7 juta euro, dengan kapasitas mampu memuat 400 orang penumpang dan 26 kendaraan ringan.

Baca juga: Temuan mengejutkan Bumi Lorosae, Manusia Purba Hidup di Timor Leste Lebih dari 44 Ribu Tahun Lalu

Sedangkan proses konstruk Kapal Haksolok ditandatangani pada tahun 2014 antara pemerintah Timor Leste dan perusahaan Portugal.

Mari Alkatiri saat itu diketahui telah membayar 13 juta Euro kepada Perusahaan Pembuat Kapal Atlantic Eagle untuk membangun kapal feri Haksolok 10 tahun lalu di Portugal, tetapi hingga sekarang kapal itu belum juga datang ke Timor-Leste, sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa perusahaan ini telah bangkrut.

Akibat dugaan pailit, Pemda Oe-Kusi Ambeno kini meminta tambahan 14 juta dolar AS untuk bisa menyelesaikan penyeberangan Haksolok yang tengah menjadi polemik itu.

Baca juga: Kompetisi Tidak Jelas! Pemain Asing Timor Leste Asal Indonesia Dani Ardianto Memilih Berkarir di Liga 2 Indonesia

Kasus kapal feri Haksolok merupakan salah satu kasus yang paling menjadi polemik di Timor-Leste, dan saat ini Pemerintah Timor Leste meminta untuk dilakukan audit internasional.

Kapal Haksolok diharapkan dapat menjadi alat transportasi untuk menghubungkan daerah kantong Oecusse-Ambeno ke ibu kota Dili, pulau Ataúro dan lokasi utama di pantai utara Timor Leste, yaitu Pante Makassar, yang merupakan kota terpadat di wilayah itu.

Baca juga: Tantangan Pasca Restorasi Kemerdekaan Timor Leste ke-22, Kriminalitas dan Keadaan Hidup Masyarakat

Kapal feri Haksolok ini memiliki makna Kebahagiaan dalam bahasa Tetum, memiliki panjang 73 meter dan lebar 12 nerer dan merupakan kapal besar pertama yang meninggalkan bekas Galangan Kapal Angkatan Laut Mondego, Potugal.,

Kapal Haksolok pembangunannya sempat terhenti selama lima tahun, (sejak 2018, karena kesulitan keuangan dan hutang kepada kreditur, selain kerusakan galangan kapal akibat Badai Leslie, yang membawa perusahaan ke proses revitalisasi khusus, disetujui oleh pengadilan pada tahun 2020 ), terancam menjadi ikon, dalam arti buruk, penurunan pembuatan kapal di Figueira da Foz. **