Helo Timor Leste

Waspada Tanda-tanda Hidrometeorologi di Sekitar Anda, Begini Tanda-tandanya Sebelum Terjadinya Bencana

Dodo Hawe - Ragam
Sabtu, 13 Jan 2024 08:53
    Bagikan  
CUACA EKTREM
BMKG

CUACA EKTREM - Ilustrasi infografis tanda-tanda cuaca ekstrem yang dikirim BMKG

HELOINDONESIA.COM - Fenomena alam yang belakangan sering terjadi kadang-kadang kita kurang waspada dan tanggap terhadap situasi di sekitar kita.

Seperti halnya terjadinya bencana alam akibat adanya perubahan cuaca yang kerap menimbulkan bencana seperti bencana hujan lebat, angin, petir hingga menimbulkan banjir dan adanya korban jiwa.

Untuk itu, masyarakat perlu mewaspada terjadinya bencana hidrometeorologi, yang bakal terjadi di wilayah Indonesia dan sekitarnya hingga bulan Februari 2024 mendatang.

Baca juga: Banjir Besar di Kota New York Akibat Hujan Deras, Gubernur Kathy Hochul Umumkan Keadaan Darurat

Hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.

Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia meminta masyarakat untuk waspada dan siap-siaga akan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi itu.

Hal ini terjadi karena cuaca ekstrem masih mengancam sebagian besar wilayah Indonesia termasuk wilayah Pulau Timor yang terjadi hingga Februari 2024 mendatang.

Baca juga: Kota Derna Libya Disapu Banjir Bandang, Dilapirkan 5.000 Tewas 10.000 Hilang

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, cuaca ekstrem ini dapat terjadi selama periode puncak musim hujan, yaitu di bulan Januari dan Februari 2024.

"Potensi hujan lebat hingga sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi masih memiliki peluang yang tinggi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia," ungkapnya, Jum'at (12/1/2024).

Baca juga: Lumajang Berduka, Jembantan Gantung, Jembatan Koloposawit dan Pronojiwo Putus Diterjang Banjir Bandang

Dwikorita menjelaskan sedikitnya terdapat tiga penyebab terjadinya cuaca ekstrem ini, yaitu:

1. Monsun Asia yang menunjukkan aktifitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Kondisi ini berpotensi dapat disertai adanya fenomena seruakan dingin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Baca juga: Ayah Ibu dan Anak Tewas Tertimpa Longsor di Lumajang, Jalur Piket Nol Ditutup Akibat Banjir Bandang

2. Adanya daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Laut Timor, Teluk Carpentaria dan di Samudra Hindia barat Sumatra.

Kondisi di Samudra hindia dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.

Selain itu juga dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan sekitarnya.

Baca juga: BREAKING NEWS - Empat Anak Hilang Terseret Banjir di Timor Leste, Juga Terjadi Tanah Longsor dan Jembatan Putus

3. Aktifitas gelombang atmosfer masih menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan kedepan.

Yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial.

Kondisi tersebut dapat meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia.

Baca juga: Banjir Bandang, Tanah Longsor, Jembatan Putus, Jalan Rusak Hingga Rumah Roboh Terjadi di Empat Kotamadya di Timor Leste

Maka dari itu, BMKG mewanti-wanti masyarakat untuk senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan kedepan.

Untuk daerah dataran tinggi atau rawan longsor dan banjir, lanjut Dwikorita, diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang.

Untuk itu secara berkala atau sebelum beraktivitas, masyarakat memantau informasi cuaca yang dikeluarkan resmi oleh BMKG.

Baca juga: Video Syur Rebecca Klopper 47 Detik Membanjiri Twitter Hari Ini, Banyak Warganet Full Kepo!

"Dengan begitu dapat lebih antisipatif jika sewaktu-waktu terjadi cuaca ekstrem," imbuhnya.

Melalui lamannya, disebutkan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Jawa Timur pada 14-17 Januari 2024.

Selain itu, juga terjadi di sebagian Aceh, Riau, Kep.Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Banten, Jawa Barat, Bali, NTB, NTT (pulau Timor), Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua, dan Papua Barat.

Baca juga: Hujan Lebat Dua Hari Sebabkan Banjir, Warga Mengungsi, Jalan Rusak hingga Listrik Padam di Manufahi Timor Leste

Kepada masyarakat di daerah tersebut kami imbau untuk senantiasa waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan intensitas sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang.

"Biasanya situasi ini dicirikan dengan kondisi panas terik antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB yang selanjutnya ditandai dengan munculnya awan cumulonimbus (CB) yang berwarna gelap, tebal, dan berbentuk seperti kembang kol," terangnya. **