Helo Timor Leste

Perkebunan Kopi Timor Leste Banyak yang Berusia 400 Tahun, Segera Lakukan Langkah Serius

Dodo Hawe - Ekonomi
Senin, 18 Mar 2024 09:36
    Bagikan  
KOPI TIMOR
istimewa

KOPI TIMOR - Ilustrasi tanaman kopi dan kopi kering.

HELOINDONESIA.COM - Peneliti kopi Timor Leste, Julio de Jesus Gomes dari Lembaga Kopi Timor-Leste (ETCI) meminta Pemerintah Timor-Leste untuk menciptakan program ekspansi serius terhadap perkebunan kopi di wilayah Kabupaten Ermera.

Kementerian Pertanian, untuk menciptakan investasi serius dalam Program Ekspansi Perkebunan Kopi (Kuda Foun) agar bisa menukar kopi yang tua dan tidak produktif.

Julio mengungkapkan kekhawatirannya terkait produksi kopi yang selalu menurun setiap tahunnya di Timor-Leste.

Baca juga: Tahun 2024 CCT Akan Distribusikan 200 Ribu Bibit Kopi dan Tanaman Industri Lainnya ke Wilayah Timor Leste

Dia melaporkan bahwa produksi kopi tidak hanya menurun di Ermera, tetapi juga di kabupaten lain seperti Aileu, Ainaro, Manufahi, dan Liquica.

Menurut hasil riset dari ETCI, ada beberapa faktor yang membuat produksi kopi di Timor-Leste menurun, terutama di Ermera.

Salah satu faktor adalah hampir seluruh perkebunan kopi di Ermera sudah tua.

Ini bukan hanya kopi, tetapi juga pohon bagi kopi telah berusia hampir 400 tahun seperti ai-santuku.

Baca juga: Pilot Tinggalkan Kokpit dan Kopilot Saat Ketinggian 30 Ribu Feet, Namun Malah Dapat Pujian

"Oleh karena itu, kopi kita tidak dapat menghasilkan buah dengan baik," kata Julio menjelaskan hasil penelitiannya di lokasi di ETCI Gleno Ermera.

Julio juga menunjukan faktor lain yaitu kurangnya perawatan terhadap kelompok tanah gemuk yang hilang.

"Setiap tahun kita bisa memanen kopi, tetapi tidak pernah membalikkan kelompok tanah gemuk dengan menggunakan pupuk organik," ungkap Julio.

Baca juga: NCBA dan Coffee Coorperative of Timor Akan Dorong Ekspor Kopi, Vanila, Cacao dan Lada ke Luar Negeri

Faktor lain adalah harga kopi yang tidak baik, oleh karena itu, masyarakat memutuskan untuk menanam tanaman lain.

Seperti menanam jagung dan memotong semua pohon kopi mereka karena biji jagung memiliki harga jual yang lebih baik daripada biji kopi yang harganya terus menurun.

"Kemudian setelah semua kopi mereka telah dipotong, harga jagung juga menurun, ini adalah masalah lain," jelas Julio. **