Helo Timor Leste

Berita Terbaru Perang Israel Hamas, Terkait Warga Sipil Palestina

Sabtu, 10 Feb 2024 10:21
    Bagikan  
Warga sipil Palestina
Istimewa

Warga sipil Palestina - Asap.di kota Khan Younis setelah diserang Israel, 12 Desember 2023.

HELOTIMORLESTE.COM -

> Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan militer Israel untuk menyusun rencana pengosongan lebih dari 1,3 juta warga Palestina, banyak di antara mereka adalah pengungsi, yang tinggal di kota Rafah di selatan Gaza.

> Perintah Netanyahu datang ketika Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa operasi militer di Rafah “tanpa perhatian yang memadai” terhadap warga sipil “akan menjadi malapetaka.” Sebuah organisasi pengungsi menyebut langkah tersebut dapat menjadikan Rafah sebagai “wilayah pembantaian.”

Baca juga: Kekasih Tamara Tyasmara, YA, Ditetapkan Tersangka atas Meninggalnya Dante (6)

> Di sisi lain, badan bantuan utama PBB di Gaza mengungkapkan bahwa separuh dari permintaan mereka untuk memberikan bantuan sejak awal tahun 2024 telah ditolak. Kepala badan tersebut, yang dikenal sebagai UNRWA, mengatakan bahwa masyarakat menghadapi ancaman kelaparan.

> Penyelidik PBB menyampaikan pada hari Jumat bahwa operasi rahasia Israel di sebuah rumah sakit di Tepi Barat yang diduduki bulan lalu kemungkinan adalah kejahatan perang.

PBB “sangat prihatin dengan nasib warga sipil di Rafah,” ujar juru bicara PBB Stéphane Dujarric pada hari Jumat ketika Israel mulai merancang rencana pengosongan bagi sekitar 1,3 juta warga Palestina yang berada di kota Gaza selatan.

Baca juga: McDonalds Malaysia Menggugat Gerakan Boikot Produk Israel Rp20,1 Miliar

Dalam konferensi pers harian, Dujarric menyatakan masyarakat “harus dilindungi,” namun juga menambahkan bahwa PBB “tidak ingin melihat adanya pengungsian besar-besaran secara paksa, yang secara definisi bertentangan dengan kehendak mereka.”

Kepala Kemanusiaan PBB Martin Griffiths juga mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat yang mendesak perlindungan warga sipil, dikutip dari APNews

“Tidak ada tempat berlindung lagi di Gaza,” kata Griffiths. “Warga sipil harus dilindungi dan kebutuhan mendesak mereka, termasuk tempat tinggal, makanan dan kesehatan, harus dipenuhi.”

Griffiths menambahkan bahwa populasi Rafah yang mencapai lebih dari 1 juta orang “telah mengalami penderitaan yang tak terbayangkan” dan telah berpindah-pindah selama berbulan-bulan.

Sebelumnya pada hari itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meminta militer Israel untuk merencanakan “evakuasi penduduk” dari Rafah, kantornya menyampaikan dalam sebuah pernyataan, menjelang serangan darat yang direncanakan.