Helo Timor Leste

Sosok Penembak Donald Trump, Terkait Komentar FBI, Teman, Warga Hingga Tempat Kerjanya

Senin, 15 Jul 2024 20:39
    Bagikan  
Thomas Matthew Crooks
AP

Thomas Matthew Crooks - Foto tahun 2021, yang disediakan oleh Bethel Park School District Via AP

Helotimorleste- Detail awal tentang penembak mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, telah terungkap. Adalah Thomas Matthew Crooks, yang diyakini sebagai pelaku penembakan yang terjadi pada 13 Juli di Pensilvania saat Trump dari Partai Republik sedang berkampanye.

Crooks disebut sebagai asisten di sebuah panti jompo dan merupakan lulusan sekolah menengah atas. Kini sejumlah foto dipublikasikan oleh media AS yang dilansir dari dokumen FBI.

Crooks lulus dari Bethel Park School District pada tahun 2022. Menariknya pria berusia 20 tahun ini dilaporkan sebagai orang yang cerdas saat bersekolah. Bahkan menurut FBI, tidak ada yang mencurigakan dari profil media sosial Crooks. Tidak ada kata-kata mengancam atau riwayat masalah kesehatan mental yang ditemukan.

Baca juga: Pelukan Hangat Orang Tua: Kunci Kebahagiaan dan Kehangatan Hati Anak

Selain itu Crooks dikenal sebagai seorang yang pandai dalam matematika dan ilmu pasti. Saat bersekolah, dia menerima penghargaan bintang dan hadiah uang tunai sebesar $500 dari National Math and Science Initiative.

Bahkan menurut teman-teman sekolahnya, Crooks tidak menunjukkan ketertarikan khusus pada politik. Sebaliknya, minatnya berpusat pada pembuatan komputer dan bermain game.

"Dia adalah siswa yang pendiam dan sering dianggap kesepian," lapor ABC News mengutip mantan temannya.

Baca juga: Saksi Mata Penembakan Donal Trump, Polisi Terlambat, Penembak Tewas dan Penonton

Teman sekelasnya mengatakan Crooks sangat pintar, sepertinya dia unggul, dan tidak ada hal aneh yang pernah muncul dalam percakapan apa pun.

undefined

Namun, Jason Kohler, yang bersekolah bersama Crooks, mengingat bahwa Crooks sering diintimidasi. "Dia pendiam tetapi sering diintimidasi. Dia sering diolok-olok karena cara dia berpakaian, termasuk kadang-kadang mengenakan pakaian berburu,"

Meskipun demikian, teman-teman sekolahnya mengakui bahwa mereka tidak pernah mendengar kabar dari Crooks sejak lulus.

Baca juga: Prabowo: Bangun Kereta Cepat Itu Bila Negara Aman, TNI Polri Harus Berkorban Untuk Tanah Air

Tempat di mana Crooks bekerja juga tidak menduga bahwa Crooks adalah pelakunya, "Thomas Matthew Crooks melakukan pekerjaannya tanpa masalah dan pemeriksaan latar belakangnya bersih," kata Marcie Grimm, administrator Pusat Perawatan dan Rehabilitasi Terampil Bethel Park, rumah jompo tempat Crooks bekerja, seperti dikutip oleh Channel News Asia (CNA).

Namun Penduduk di dekat rumah keluarga Crooks selain terkejut juga menjadi resah gegara ulah Crooks, sebab wilayah mereka yakni Bethel Park dikenal sebagai wilayah yang tenang.

"Bethel Park adalah kawasan yang sangat kerah biru, dan berpikir bahwa ada orang yang terlibat dalam kejadian ini sangat mengejutkan," kata Wes Morgan, seorang pria berusia 42 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan manajemen investasi.

Yang membedakan Crooks dari penembak lainnya di AS adalah bahwa dia hanya beberapa inci dari membunuh seorang calon presiden AS. Pada Sabtu sore itu, dia menyelinap ke atap gedung yang berjarak 140 meter dari panggung tempat Trump berbicara di Pennsylvania.

Crooks kemudian menembakkan senapan semi-otomatis model AR-15 yang dibeli oleh ayahnya. Akibatnya, seorang pria berusia 50 tahun tewas dan Trump mengalami luka di telinga.

Crooks adalah anggota terdaftar Partai Republik dan berhak memberikan suara dalam pemilihan presiden pertamanya pada 5 November mendatang. Catatan publik menunjukkan bahwa ayahnya juga seorang Republikan terdaftar, sementara ibunya adalah seorang Demokrat terdaftar.***