HELOINDONESIA.COM - Pelatih Arema FC asal Portugal, Fernando Valente memiliki pekerjaan berat terkait nasib klub yang dia arsiteki selama ini, yakni Arema FC.
Misi berat pria berusia 64 tahun adalah menyelamatkan tim dari kemelut dan ancaman Arema FC yang saat ini masih berada zona degradasi klasemen sementara Liga 1 2023/2024.
Bisa saja jika pekerjaan rumah (PR) ini gagal dilakukan oleh Fernando ancaman Arema FC turun kasta itu bakal menjadi kenyataan.
Seperti kita ketahui saat posisi peringkat ke-16 dengan mengantongi sebanyak 21 poin, selisi 4 poin dari klub di peringkat atasnya Persis Solo.
Sejauh ini Arema FC sudah menjalani 23 laga, dalam laga sebelumnya Arema harus mengakui keunggulan Barito Putera 1-0.
Kekalahan itu membuat Arema harus kehilangan 3 poin, sementara pada laga usai libur hingga akhir Januari 2024, Arema kembali menghadapi PSIS Semarang.
Baca juga: Pesta Gol Persedikab Kediri Berhasil Hajar Akademi Arema Ngunut 8-0, Hingga Kehilangan Kata-kata
Tentu saja ini laga yang tidak mudah dari Arema menghadapi tim papan atas yang digelar di kandangnya sendiri pada Sabtu, 4 Februari 2023.
Menurut catatan dari laga-laga sebelumnya performa Arema FC seringkali tampil inkonsisten sepanjang kompetisi bergulir.
Terbaru laga terakhir Arema FC kalah di tangan PS Barito Putera pada pekan ke-23 dengan skor tipis 1-0.
Hasil tersebut membuat bebannya tidak mudah karena kompetisi tinggal menyisakan 11 laga yang bisa dimaksimalkan untuk menyelamatkan Arema FC.
Tetapi di tengah situasi sulit yang dihadapinya, ia mengungkapkan tentang ide dan gagasan yang dibawa ke Arema FC.
Meski membutuhkan waktu terlepas dari inkonsisten performa tim, yang jelas upaya Fernando terus dilakukan untuk membangun Arema yang solit.
"Sejak saya pertama datang mencoba membangun ide baru bagaimana kita bermain. Pekerjaan saya tentu saja dampaknya penyegaran tim," ungkap Fernando Valente.
Baca juga: Arema Punya Energi Postif, Gelandang Baru Singo Edan Punya Alasan Masuk Akal Keluar dari Degradasi
Dia menilai perombakan komposisi pemain yang dilakukan manajemen di bursa transfer lalu juga mempengaruhi performa tim.
Karena pemain baru masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi lagi dengan gaya permainannya.
Di bursa transfer lalu, tim berjuluk Singo Edan itu kehilangan mesin gol mereka yakni Gustavo Almeida yang bergabung ke Persija Jakarta.
Kemudian juga kedatangan Julian Guevara dan Gilbert Alvarez yang masih membutuhkan waktu menunjukkan performa terbaiknya bersama tim.
Fernando Valente merasa timnya membutuhkan waktu untuk mencapai peak performance meski berpacu dengan waktu.
"Ada beberapa pemain keluar dan masuk. Ini berarti kita membutuhkan waktu untuk menciptakan pergerakan secara kolektif," tutupnya. **