Helo Timor Leste

Keluh Kesah CEO PSIS Ekonomi Turun, Penonton dan Sponsor Berkurang, Gajian Pemain Sampai Dicicil

Dodo Hawe - Olahraga -> Sepakbola
Rabu, 27 Dec 2023 10:58
    Bagikan  
BOSS PSIS
psis official

BOSS PSIS - CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi melambaikan tangan bersama istrinya.

HELOINDONESIA.COM - Gebyar sepakbola memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, khususnya untuk operasional dan menggaji pemain membutuhkan keuangan yang kuat.

Jika keuangan tidak kuat kondisi compang-camping situasi itu bakal menerpa manajemen hingga kesulitan untuk menggaji pemainnya.

Keuangan tim diperoleh dari penjualan tiket, jersey hingga sponsor, namun jika jumlah penonton sedikit dan sponsor banyak yang meninggalkan, maka tim bakal mengalami kesulitan keuangan.

Baca juga: Bukan Mimpi Peluang PSIS Semarang Menjadi Runner Up Klasemen Sementara Liga 1 Indonesia

Hal ini menurut CEO PSIS Semarang dialami rata-rata klub sepakbola di Indonesia karena situasi ekomi yang sedang turun, tiket penonton dan sponsor berkurang.

"Kemarin Persija juga ngomong kalau sponsor kabur, tiket penonton sulit dan sebagainya," keluh kesah CEO Yoyok Sukawi kepada wartawan di Semarang, Selasa (26/12/2023).

Kondisi krisis finansial juga dialami tim berjuluk Mahesa Jenar, dimana kondisi keuangan di klubnya saat ini sedang tidak baik-baik saja, bahkan untuk membayar gaji pemain harus dicicil.

Baca juga: Laga Tunda Persebaya vs PSIS Semarang Digelar Tahun Depan di GBT Surabaya, ini Jadwalnya

Permasalahnya terjadi akibat beberapa faktor yang menjadi penyebab situasi keuangan PSIS Semarang menjadi kesulitan.

Menurut Yoyok di musim kompetisi tahun ini PSIS Semarang mendapatkan banyak ujian saat berlaga di kompetisi Liga 1 2023/2024.

Salah satu penyebab keuangan menjadi sulit lantara sepinya partai kandang PSIS Semarang membuat manajemen kekurangan pemasukan.

"Di PSIS itu sama punya masalah pembayaran gaji," ujar Yoyok mengutip dari channel pribadinya di akun youtube.

Baca juga: Prestasi Cemerlang Gali Freitas di Liga 1 Indonesia Dibanding Pemain Lokal dan Asing ASEAN

Hal ini disebabkan ekonomi dunia sedang turun jadi tiket penonton berkurang dan sponsor pun juga berkurang.

Sedangkan di PSIS kaburnya sponsor yang menjadi pendukung tim sangat mengganggu kondisi keuangan tim dalam menggaji para pemain.

Sejauh ini menurut Yoyok sponsor memiliki peran besar dalam keberlangsungan tim di kompetisi Liga 1 Indonesia.

Baca juga: Banding Dikabulkan Skuad PSIS Semarang Makin Garang di Lapangan Melawan Madura United

Termasuk di PSIS Semarang situasinya sama, kita sudah over budget atau terlalu banyak, namun kita punya komitmen untuk selalu menyelesaikan kewajiban cuma mungkin telat.

Dampaknya Yoyok mengakui jika gajian para pemain dan official menjadi terlambat bahkan sampai harus menyicil.

Manajemen PSIS tidak akan membiarkan para pemain dan staff terlalu lama menunggu tanggal gajian yang belum terbayarkan.

Baca juga: Pelatih Gilbert Sebut Awalnya Tak Ada Satupun yang Percaya Jika Gali Freitas Pemain Bagus

Kalau di PSIS Semarang telatnya tidak sampai lama tidak sampai sebulan dua bulan.

"Kita pakai skema misalnya gajian tanggal 10 langsung lunas di depan, namun sekarang kita cicil," jelas Yoyok Sukawi.

Upaya menggaji para pemain dan staff saat mengelami kesulitan finansial dilakukan dengan cara menyicil.

Baca juga: Evan Dimas Akan Bekerja Sama Dengan Gali Freitas, Carlos Fortes dan Dewangga Membangun Kekuatan PSIS

"Karena PSIS usaha kita butuh waktu untuk berputar penghasilan uang, belum lagi dollar melejit, itu berantakan semuanya. Namun jangan khawatir, PSIS bisa bertahan," kata Yoyok.

Tak hanya PSIS Semarang yang mengalami hal serupa, namun sebelumnya PSM Makassar sempat beberapa kali tersangdung masalah telat bayar pemain.

Akibat persoalan itu, salah satu pemain asing Victor Mansaray sempat mengancam keluar dari PSM Makassar gara-gara gajinya telah dibayarkan.

Baca juga: Dasar Sama Tapi Hukuman ke PSIS Semarang dengan PSS Sleman Berbeda, Hura

Begitu juga yang terjadi di Arema FC, pasca tragedi Kanjuruan 1 Oktober 2022 juga mengalalami hal yang sama, belum lagi homebase di Stadion I Wayan Dipta membuat pengeluaran Manajemen Singo edan membengkak.

Sementara Persija Jakarta pada November 2023 lalu juga mengalami krisis finansial karena menghilangnya para sponsor sepakbola. **