HELOINDONESIA.COM - Karat daun kopi kuning adalah penyakit yang paling dahsyat dari perkebunan kopi di semua negara penghasil.
Di Timor-Leste penyakit ini sangat ganas dan pohon kopi dari varietas Hybrid Timor, yang dulu tahan terhadap penyakit.
Sekarang semakin rentan, kondisi yang semakin memburuk dengan tantangan perubahan pola iklim, yang dirasakan secara global, dan sedikit investasi di perkebunan lokal.
Cara untuk mengatasi tantangan ini adalah melalui riset dan eksperimen yang harus memiliki komponen lapangan yang kuat untuk dikembangkan di Timor Timur oleh teknisi dan peneliti nasional dengan dukungan semua aktor yang terlibat dalam sektor ini.
Di Indonesia juga hal sama dialami para petani kopi, penyakit ini merupakan momok bagi mereka.
Menurut Dirjen Perkebunan Pertanian Indonesia disebut penyebab penyakit karat daun kopi disebabkan oleh jamur H vastatrix B.et Br.
Baca juga: Alasan Kopi Timor Leste Tetap Paling Enak di Dunia, Meskipun Bijinya Dicuri Negara Lain
Jenis jamur yang tergolong parasit obligat yaitu hanya dapat berkembang pada sel hidup.
Jamur ini mempunyai uredospora seperti tepung berwarna kuning tua sampai merah jingga.
Uredospora yang masih muda berbentuk bulat kemudian pada umur lebih lanjut spora ini berbentuk seperti ginjal dengan satu sisi rata dan halus.
Sedangkan sisi lainnya berbentuk agak cembung dengan permukaan kasar.
Baca juga: Kopi Timor Leste Terbukti Populer di The Roastery Selandia Baru
Gejala awal penyakit karat daun terlihat sebagai bercak berwarna kuning muda pada permukaan bawah daun yang berubah menjadi kuning tua.
Bercak tersebut pada mulanya berbentuk bulatan kecil bergaris tengah sekitar 0,5 cm.
Selanjutnya bercak-bercak yang berdekatan akan menyatu, sehingga ukurannya menjadi besar dan bentuknya tidak teratur, diameternya dapat mencapai 5 cm.
Baca juga: Ekspor Kopi Timor Leste Nomor Tiga di China, Ungguli Australia, Jepang dan Inggris
pada bercak ini terbentuk tepung yang asalnya berwarna kuning/jingga berubah menjadi putih karena adanya jamur hiper parasite pada uredospora.
Penyakit ini dapat mengakibatkan daun yang terserang gugur sebelum waktunya (premature).
Serangan yang berat dapat menyebabkan daun rontok, cabang/ranting mati dan akhirnya tanaman mati.
Uredospora merupakan alat penularan dan penyebaran penyakit karat daun.
Baca juga: Rasa Unik Kopi Timor Leste, Disebabkan Karena Beberapa Faktor ini
Uredospora mengadakan infeksi melalui stomata pada daun, penularan penyakit melalui media air, angin, peralatan pertanian, dan kontak yang lain.
Perkembangan jamur H. vastatrix sangat cepat pada lingkungan yang mempunyai curah hujan, kelembaban dan suhu yang tinggi.
Infeksi dipengaruhi oleh umur daun dan varietas kopi, daun muda yang sudah terbuka penuh.
lebih rentan dan pada daun yang belum membuka, tingkat serangan penyakit yang lebih berat terdapat pada bagian tajuk yang terkena sinar matahari penuh.
Tanaman yang kurang baik pertumbuhannya antara lain yang mendapat gangguan gulma Iebih rentan terhadap penyakit ini.
Daerah penyebaran penyakit karat daun kopi telah tersebar di 34 negara penghasil kopi Arabika termasuk Indonesia dan Timor Leste.
Potensi serangan berat terjadi pada ketinggian di bawah 1.000 m dpl, sedangkan di atas 1.000 m dpl tingkat serangan pernyakit karat daun biasanya rendah.
Kerugian hasil serangan yang terjadi pada musim hujan yang disertai suhu tinggi dapat menyebabkan intensitas serangan yang berat dan kehilangan hasil pada tahun-tahun tertentu dapat mencapai 70 persen.
Baca juga: Pelatihan Rehabilitasi Pohon dan Bantuan Gergaji untuk Petani Kopi Timor Leste
Pengendalian
Pengendalian, pencegahan penyakit karat daun kopi, tidak dianjurkan menanam kopi Arabika di bawah ketinggian 750 m dpl.
Pengaturan naungan melalui pemangkasan dilaksanakan sesuai musim, pada musim kemarau tidak dilakukan pemangkasan.
Kemudian menjelang musim hujan dilakukan pemangkasan, secara tidak Iangsung pemangkasan akan mengurangi sumber inokulum penyebab penyakit.
Baca juga: Kopi Timor Leste Terbaik di Dunia, Ini Alasannya
Pemupukan berimbang yang sesuai dengan kebutuhan tanaman akan mengurangi intensitas serangan.
Penggunaan varietas resisten; Varietas yang dianjurkan untuk kopi Arabika adalah Lini S (S 795 dan 1934), USDA (230762 dan 230731), dan BP453A (CIFC 519-3).
Kimiawi
Pengendalian secara kimia dilakukan setelah serangan karat daun mencapai ambang toleransi 20 persen daun kopi terserang.
Aplikasi dilakukan dengan penggunaan fungisida kontak dan atau sistemik.
Pemakaian fungisida sistemik disarankan tidak lebih dari dua kali setahun.
Sedangkan fungisida kontak digunakan dengan interval 2-3 minggu lamanya.
Sampai sekarang fungisida kontak yang berbahan aktif tembaga masih cukup efektif, dan fungisida sistemik dengan bahan aktif Triademefon. **